Kaya Vitamin A, Cina Minati Ikan Asin Senambah, Minta 7 Ton per Bulan

Kaya Vitamin A, Cina Minati Ikan Asin Senambah, Minta 7 Ton per Bulan

Produksi terbesar ikan asin air tawar di Kutim berada di Senambah dan Mulupan.-(Disway Kaltim)-

Kutai Timur, NOMORSATUKALTIM – Bupati Kutai Timur (Kutim) Ardiansyah Sulaiman mengatakan, potensi produk ikan asin air tawar dari daerah ini menarik minat investor asal Cina.

Menurut Bupati Kutim, ketertarikan Negeri Tirai Bambu tersebut bukan tanpa alasan. Ikan air tawar diketahui memiliki kandungan vitamin A yang tinggi.

Pastinya manfaat vitamin A ini, selain dapat membantu meningkatkan daya tahan tubuh, juga sangat bermanfaat untuk membantu menjaga kesehatan organ mata.

Bupati menyebut, ketertarikan investor Cina yang ingin membeli dan memesan ikan asin air tawar itu disampaikan melalui mitranya, yakni pengusaha Indonesia di Bekasi.

Ihwal ini, ia ketahui saat mengikuti kegiatan Business Matching di Jakarta, belum lama ini.

“Cina tertarik membeli dan memasarkan kembali 7 ton (ikan asin air tawar) per bulan. Rinciannya ikan asin sepat siam 5 ton dan 2 ton ikan asin haruan atau ikan gabus. Itu mereka (investor) sampaikan saat mengikuti Business Matching di Jakarta, pada bulan September 2023 lalu,” kata Ardiansyah saat panen raya melon di Teluk Pandan baru-baru ini.

Saat ini, sambung Ardiansyah, ikan asin air tawar diproduksi dan dikembangkan di Kecamatan Muara Ancalong dan Muara Bengkal, tepatnya Desa Senambah dan Desa Malupan.

Orang nomor satu di Pemkab Kutim ini menyebut bahwa potensi dimaksud menjadi peluang besar untuk meningkatkan perekonomian masyarakat.

Sementara Kepala Desa Senambah, Ahmad Lamo membenarkan ikan asin air tawar menjadi produk unggulan desanya.

Menurutnya, jenis ikan asin air tawar yang diproduksi masyarakat Senambah, antara lain berbahan baku ikan sepat siam, ikan gabus atau haruan, ikan biawan dan ikan toman.

“Kalau pas musimnya, produksi ikan asin Senambah bisa mencapai puluhan ton per bulan. Tapi kalau seperti saat ini, belum musimnya produksi berkurang. Tapi masih hitungan ton juga. Jadi kalau ada yang minat kami siap,” kata Ahmad Lamo.

Untuk saat ini, produksi ikan asin air tawar dari daerahnya sudah dikirim untuk memenuhi pesanan ke Bekasi dan Cirebon. Biasanya produksi ikan asin lebih dulu dikumpulkan oleh pengepul.

“Kalau pengiriman ikan asin ke Bekasi, Cirebon itu sudah kami lakukan melalui para tengkulak atau pengumpul. Tapi yang menjadi masalah itu harga hanya di kisaran Rp 90 ribu per kilogram,” sebut Ahmad Lamo.

Maka dari itu dia berharap melalui dinas teknis terkait, bisa melakukan pemasaran yang baik. Sehingga harga yang didapat masyarakat semakin membaik.

Sedangkan Kepala Desa Mulupan, Iriansyah mengapresiasi dukungan Bupati Kutim, Ardiansyah Sulaiman yang memperhatikan warganya yang memproduksi ikan asin.

Karena masih bergantung musim, pihaknya saat ini baru sanggup memproduksi sekitar 30 ton. Bahkan dalam kondisi tertentu produksinya bisa turun di kisaran 10 ton. Hasilnya dijual hingga Banjarmasin.

“Kalau warga Desa Malupan ini satu kampung atau 100 persen usahanya hanya ikan asin. Jadi kami sanggup kalau ada pesanan 10 ton per bulan,” kata Iriansyah. (Disway Kaltim)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: