Kideco Pangkas Produksi, Ekonomi Paser Terkoreksi 1,9 Persen

Kideco Pangkas Produksi, Ekonomi Paser Terkoreksi 1,9 Persen

Di tengah ketidakpastian global, tahun depan tingkat pengangguran terbuka di Paser tetap ditargetkan menurun. -(Disway/ Awal)-

Paser, NOMORSATUKALTIM - Target pertumbuhan ekonomi Kabupaten Paser sebesar 5,41 persen di tahun 2023, diprediksi sulit dicapai seiring dengan pemangkasan produksi batu bara PT Kideco Jaya Agung.

Hal ini diakui oleh Bupati Paser, Fahmi Fadli dalam rapat paripurna DPRD Paser dengan agenda pembahasan penjelasan nota keuangan terhadap rancangan APBD Kabupaten Paser 2024, pada Senin (16/10/2023)

Bahkan Fahmi memperkirakan, pertumbuhan ekonomi Paser di tahun 2024 kembali turun sebesar sebesar 1,09 persen.

Penurunan pertumbuhan ekonomi ini, kata Fahmi, sebagai dampak pembatasan produksi batubara oleh PT Kideco Jaya Agung.

Diketahui, kabupaten paling selatan di Kaltim ini, secara ekonomi masih bergantung pada sektor pertambangan dan galian.

Fahmi membeberkan, PT Kideco sebagai anak perusahaan energi terintegrasi PT Indika Energi Tbk, terus mengalai penurunan produksi batubara.

Di tahun 2021, produksi batubara PT Kideco di angka 35,7 ton. Kemudian turun menjadi 34,7 juta ton pada 2022 dan turun lagi menjadi 31 juta ton di tahun 2023.

Penurunan produksi tersebut, diakui Fahmi, berpengaruh terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Paser.

"Sektor pertambangan dan penggalian memberikan kontribusi terbesar yaitu 76,37 persen pada 2022," ungkap Fahmi.

Pun demikian, Bupati mengklaim pemda mampu menekan angka pengangguran. Meski angkanya sempat menyentuh 5,70 persen di tahun 2021 akibat dampak Covid-19, namun mampu ditekan di angka 4,88 persen pada 2022.

Bahkan di tahun 2024, Pemkab Paser memasang target tingkat pengangguran terbuka turun menjadi 3,94 persen.

"Hal inilah yang menimbulkan optimisme kita semua bahwa tingkat pengangguran terbuka Kabupaten Paser akan terus mengalami penurunan," terang Politikus PKB itu.

Akan tetapi, pemerintah daerah juga tidak menutup mata terhadap krisis global yang berpotensi mempengaruhi harga pangan di Kabupaten Paser.

Sehingga pemerintah hanya berani menarget penurunan kemiskinan sebesar 0,43 persen di tahun 2024. Atau menjadi 9 persen dari tahun sebelumnya yang tercatat di angka 9,43 persen.

Fahmi juga menyampaikan pada 2024 dihadapkan beberapa agenda penting, seperti pemilu. Dimana berpengaruh secara ecokomi dan sosial di Kabupaten Paser.

"Untuk itu saya harapkan pihak terkait agar dalam penentuan alokasi anggaran dan skala prioritas, bisa benar-benar melakukan penyesuaian dengan isu nasional, yang kecil atau besar membawa dampak terhadap Kabupaten Paser," tuturnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: