Empat WNI Berhasil Dievakuasi dari Palestina

Empat WNI Berhasil Dievakuasi dari Palestina

Empat WNI berhasil dievakuasi dari Palestina.--Kemlu RI.

NOMORSATUKALTIM – Kementerian Luar Negeri berhasil mengevakuasi empat Warga Negara Indonesia dari wilayah Tepi Barat, Jalur Gaza. Mereka telah tiba di Tanah Air dengan selamat, kemarin.

Evakuasi terhadap WNI itu, dilakukan atas kerjasama Kemlu RI dan KBRI Amman.

"Empat WNI yang dievakuasi Kemlu RI dan KBRI Amman dari wilayah Tepi Barat dan sekitarnya telah tiba di Jakarta dengan selamat," dikutip dari laman Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia.

Proses evakuasi dilakukan sejak 13 Oktober melalui jalur darat, dari Safe House di Yerusalem melalui Jordan River Border menuju Amman. Saat ini masih ada 136 WNI yang berada di wilayah Tepi Barat dan sekitarnya. Mereka memilih tetap tinggal di lokasi masing-masing.

Pemerintah masih terus mengupayakan evakuasi 10 WNI dari wilayah Jalur  Gaza. Kerawanan situasi keamanan membuat proses evakuasi dari Jalur Gaza harus dilakukan dengan sangat hati-hati serta koordinasi intensif dengan berbagai pihak terkait.  Hingga kini tidak ada WNI yang menjadi korban konfilik Hamas-Israel.

Adapun empat WNI yang baru dievakuasi, telah aman dan selamat setelah melakukan perjalanan panjang melalui perbatasan Jordan River Crossing/Sheikh Hussein.

Direktur Perlindungan WNI Kemlu RI, Judha Nugraha mengatakan, lokasi yang relatif aman seperti di beberapa titik di Israel. Untuk itu pihaknya meminta para WNI agar segera meninggalkan wilayah tersebut, termasuk bagi para WNI wisatawan.

Menurut Judha, situasi keamanan di lapangan tergantung lokasinya, baik Palestina maupun Israel.

Berdasarkan data terbaru terdapat 45 WNI di Palestina yang terbagi menjadi dua posisi, yaitu 10 WNI berada di Gaza dan lainnya di Tepi Barat. Selain itu, ada 230 WNI yang sedang melakukan wisata religi di berbagai titik di Israel.

Namun hingga saat ini masih belum ada laporan WNI yang menjadi korban.

Kemlu meminta WNI yang memiliki rencana kunjungan ke Palestina atau Israel agar menunda dan membatalkan perjalanannya. Penundaan menunggu pemberitahuan lebih lanjut.

Diwartakan sebelummya, Hamas dan gerakan Islam Sunni serta nasionalisme Palestina yang menentang pendudukan Zionis telah menggelar operasi Badai Al Aqsha dengan meluncurkan ribuan roket dari Jalur Gaza ke Israel dan melakukan serangan langsung ke beberapa lokasi di Israel termasuk Tel Aviv, pada Sabtu  lalu 7 Oktober 2023.

Israel kemudian melakukan balasan dengan operasi pedang besi ke Gaza sehingga  jumlah korban tewas mencapai sedikitnya 770 orang.  Sekitar 4.000 orang lainnya mengalami luka-luka akibat serangan Israel yang membalas serangan Hamas pada akhir pekan lalu.

Kementerian Kesehatan di Jalur Gaza dalam pernyataan terbaru melaporkan dari 770 warga Palestina yang tewas, 140 orang di antaranya merupakan anak-anak dan 120 orang lainnya merupakan wanita.

Gaza adalah wilayah Palestina yang pernah menjadi bagian dari Kekaisaran Ottoman, sebelum diduduki Inggris dari 1918 hingga 1948, dan Mesir dari tahun 1948 hingga 1967.

Hampir 20 tahun setelah Israel mendeklarasikan status kenegaraannya pada 1948, nagara zionis itu telah menduduki sisa wilayah bersejarah Palestina. Termasuk Jalur Gaza, Tepi Barat, Yerusalem Timur, Dataran Tinggi Golan Suriah, dan Semenanjung Sinai Mesir selama Perang Enam Hari pada 1967. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: disway.id