Usai Bertemu Ketua Liga Arab, Menlu Rusia: Mengakui Palestina Solusi Hentikan Perang
Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov.-(Aljazeera)-
nomorsatukaltim – Rusia menyalahkan kebijakan negara barat terhadap Israel. Bahkan Kremlin menyebut mengakui negara Palestina adalah cara untuk menghentikan adanya perang.
Menurut Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov, mengakui Palestina adalah solusi untuk perdamaian di Israel. Bertempur justru tidak akan menjamin adanya keamanan. Lavrov mengungkapan pendapatnya dalam konferensi pers di depan Kepaa Liga Arab, Ahmed Abdoul Gheit, hari Senin (9/10/2023) waktu setempat. Sebelumnya Abdoul Gheit telah mengunjungi Rusia setelah bertemu Hamas, kelompok Palestina yang menguasai Gaza sebelum serangan mendadak Sabtu (7/10/2023) lalu.
“Mewujudkan negara Palestina yang akan hidup berdampingan dengan Israel adalah jalan yang paling dapat diandalkan untuk menyelesaikan [konflik]," kata Lavrov dikuti Aljazeera, Senin (7/10/2023).
"Kami tidak bisa setuju dengan mereka yang mengatakan bahwa keamanan hanya dapat dipastikan melalui perang dengan terorisme," tegasnya.
Ia mengatakan Moskow prihatin ratusan orang Israel dan Palestina harus tewas dan jalur Gaza telah dinyatakan sebagai target pembalasan Israel. Lavrov mengatakan Rusia (di tengah serangan Ukraina selama hampir 20 bulan ini) memiliki pertanyaan serius tentang kebijakan Barat terhadap Israel.
"Mereka mengatakan bahwa [pertempuran] harus segera dihentikan, bahwa Israel harus menghancurkan para teroris," kata Lavrov.
"Tapi ini dilakukan sebelumnya ... Dan tidak pernah setelah situasi tenang mereka sampai pada kenyataan bahwa alasan utama [untuk konflik] perlu dihilangkan. Masalah Palestina seharusnya tidak diundur-undur."
Lavrov sebelumnya juga mengatakan bahwa Rusia dan Liga Arab akan bekerja untuk menghentikan pertumpahan darah di Israel dan Gaza.
Sementara itu Aboul Gheit mengutuk kekerasan dari semua sisi. "Kami menuntut terciptanya prospek politik dan resolusi yang adil dari konflik Palestina-Israel," katanya.
Kremlin mengatakan pada Senin bahwa pihaknya khawatir seorang pemain asing dapat memasuki konflik, setelah AS memindahkan kapal perang lebih dekat ke sekutunya Israel.
"Risiko pasukan ketiga terlibat dalam konflik ini tinggi," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov seperti dikutip oleh kantor berita TASS
"Sangat penting untuk menemukan cara sesegera mungkin untuk bergerak menuju semacam proses negosiasi untuk mengurangi eskalasi ini dan menjauh dari solusi militer," katanya. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: