Pemilihan Duta wisata dan Pariwisata Kaltim 2023, Peserta Jabarkan Rencana untuk IKN
--
Samarinda, nomorsatukaltim – Pemilhan duta wisata dan putri pariwisata Kaltim 2023 sudah usai. Para peserta menyampaikan misi yang akan mereka emban, salah satunya terkait IKN.
Hasil ini didapat usai grand final yang digelar di Crystal Ballroom Mercure Hotel Samarinda, Sabtu (30/9/2023) malam tadi.
Mereka adalah Arif Noor Gunawan dan Nadya Pradita Hosensyah asal Samarinda yang terpilih menjadi Duta Wisata Kaltim Tahun 2023. Lalu Aji Khalida Zia asal Paser, resmi menjadi Putri Pariwisata Kaltim 2023.
Saat diwawancara, Zia mengaku sudah lakukan persiapan matang agar dapat mengikuti kontestasi dan menghadapi para pesaingnya.
“Cukup deg-degan dan semangat. Saya sangat bersyukur dan Alhamdulilah Paser tahun ini bisa membawa banyak prestasi untuk Kalimantan Timur” jawab Aji Khalida Zhia, Putri Pariwisata Kaltim 2023.
Zia juga katakan dirinya harus mengikuti proses karantina terlebih dulu sejak Rabu (27/9/2023) di Samarinda, bersama peserta lainnya.
Terpilih sebagai Putri Pariwisata, Zhia memiliki misi mempromosikan pariwisata yang ada di Kaltim agar bisa go nasional.
“Saat ini saya punya advokasi yaitu “One Day To Remember”, itu menggunakan fotografi dan videografi untuk bisa menyebarkan informasi yang berkaitan kepariwisataan dan bekerja sama dengan media konvensional, salah satunya Paser Pos,” ulasnya.
Zhia menaruh harapannya agar sektor pariwisata di Kalimantan Timur terbantu dengan kehadiran IKN. Termasuk pula meningkatkan pendapatan.
Sementara itu, duta Wisata Kaltim Arif Noor Gunawan dan Nadya Pradita Hosensyah angkat bicara usai keduanya terpilih. Disinggung terkait IKN, mereka punya pandangan tersendiri.
“Tentunya job desk yang lebih luas dan cakupannya jadi lebih besar, yaitu Provinsi Kalimantan Timur yang telah ditunjuk menjadi IKN, jadi kami akan bekerja keras dalam memajukan sektor pariwisata,” kata Arif.
Arif dan Nadya pun menerapkan cara agar tidak gugup pada saat tampil di atas panggung. Yaitu dengan meyakinkan diri bahwa mereka bisa. Dan apapun yang terjadi di atas panggung, biarkan itu terjadi.
“Let it flow biarkan itu mengalir, jadi tidak ada pressure yang mengakibatkan blank,” ujar Arif.
Nadya pun menambahkan bahwa mereka ingin meneruskan program Putik (Kampung Batik) Pampang sebagai ajang promosi. Termasuk akan bersinergi dengan Pemprov Kaltim dan Pemkot Samarinda.
Penilaian Dewan Juri
Ada banyak poin penilaian yang menjadi pertimbangan dewan juri dalam menentukan siapa yang berhak menjadi duta wisata dan putri pariwisata.
Rina Juwita, salah satu dewan juri menyebutnya dengan 4B. Yang merupakan kepanjangan dari Brain, Beauty, Behavior, dan Brave. Rina juga menambahkan, penilaian yang terlihat pada Grand Final itu hanya 30 persen. Penilaian lainnya sudah dilakukan sejak masa karantina.
“Penilaian itu sebenarnya berlangsung dari masa karantina, yang tidak ditampilkan di panggung, seperti attitude mereka, cara mereka berinteraksi, bakat yang mereka miliki, kemudian ada tes tertulis, juga ada in-depth interview yang dilakukan para juri sebelum malam Grand Final,” tegasnya.
Rina pun menyebut ada sedikit perbedaan pada event tahun ini dibandingkan sebelumnya. Meskipun tidak semua daerah mengikuti pemilihan, namun tetap bisa menghasilkan atmosfer yang besar.
“Keseruannya kurang lebihnya sama, hanya tahun kemarin pesertanya lebih banyak jadi otomatis kan pasti lebih seru. Tapi memang yang agak missing tidak semua kabupaten/kota di Kalimantan Timur mengikuti,” tambahnya.
Termasuk pula konsep acara. Tahun ini akunya juga berbeda.
“Kalau tahun lalu ketika 5 besar dan 3 besar itu full pertanyaan dari para juri dan juri kehormatan, tapi kalau tahun ini ada Motion Challenge yang menjadi tantangan untuk para finalist untuk bisa mengasah kemampuan berpikir kritis mereka,” tutup Dosen FISIP Unmul tersebut. (cal/boy)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: