‘Pabrik’ Debu di MT Haryono
Menurutnya PT Fahreza membongkar sejumlah titik tanpa kordinasi. Sedangkan arahan dari konsultan dan dinas PU, diabaikan. Siti juga mengilustrasikan, jika diukur level darah tingginya menghadapi kontraktor ini, dari level 1-10, gradenya ada di level 9.
"Darah tinggi terus menghadapi PT Fahreza," ungkap Siti. Yang lebih konyol, perusahaan ini tetap santai. Bahkan melobi Wali Kota Rahmad Mas'ud untuk meminta waktu lagi. Mau tak mau karena titah penguasa, MK tak bisa berbuat apa-apa.
Padahal, sejak Desember 2022, Parlemen Balikpapan telah merekomendasikan pemutusan kontrak. Tapi Pemerintah Balikpapan bergeming.
Ini adalah sejarah baru di kota Balikpapan. Rekomendasi Parlemen diabaikan. Kontraktor yang telah dilaporkan ke Polda Kaltim bahkan KPK, tetap dipertahankan. Keluhan demi keluhan warga dan pengusaha dibiarkan.
Sampai kapan? (*)
Reporter: Adhi Suhardi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: