Petaka DAS Ampal

Petaka DAS Ampal

Ia menumpahkan kekesalannya pada PT Fahreza. Kontraktor DAS Ampal dinilai bandel. Tak mau mendengarkan saran konsultan dan dinas PU. Bekerja semaunya. Tak heran, ia menganalogikannya seperti mafia.

Siti, orang baru di pengawasan proyek ini. Orang ketiga. Dua orang sebelumnya sudah lempar handuk. Tak kuat dengan ulah PT Fahreza. Siti sampai menyebut kekesalannya sudah membuncah.

Menurutnya PT Fahreza membongkar sejumlah titik tanpa kordinasi. Sedangkan arahan dari konsultan dan dinas PU, diabaikan. Siti juga mengilustrasikan, jika diukur level darah tingginya menghadapi kontraktor ini, dari level 1-10, gradenya ada di level 9.

"Darah tinggi terus menghadapi PT Fahreza," ungkap Siti. Yang lebih konyol, perusahaan ini tetap santai. Bahkan melobi Wali Kota Rahmad Mas'ud untuk meminta waktu lagi. Mau tak mau karena titah penguasa, MK tak bisa berbuat apa-apa.

Padahal, sejak Desember 2022, Parlemen Balikpapan telah merekomendasikan pemutusan kontrak. Tapi Pemerintah Balikpapan bergeming.

Ini adalah sejarah baru di kota Balikpapan. Rekomendasi Parlemen diabaikan. Kontraktor yang telah dilaporkan ke Polda Kaltim bahkan KPK, tetap dipertahankan. Keluhan demi keluhan warga dan pengusaha dibiarkan.

Ini gak bahaya ta?

Jangan-jangan cepat atau lambat, bukannya jadi program andalan, tapi proyek DAS Ampal malah akan jadi petaka. Siapa yang tahu?

Semisal petaka yang bisa menyeret kontraktor dan pihak terkait ke ranah hukum. Bukan hal mustahil, sebab dari awal sudah penuh kejanggalan. Bagaimana mungkin dua perusahaan BUMN bisa dikalahkan.

Berikutnya, di tengah jalan, proyek masih berjalan, kepala dinas PU malah diganti. Saat kontraktor sudah dapat SP3, Parlemen merekomendasikan putus kontrak, jalan lingkungan dirusak, warga diingkari.

Tapi dari semua carut marut itu, Pemerintah Balikpapan masih tetap mempertahankan. Seakan lebih takut dituntut kontraktor yang sudah merugikan warga. Dibanding takut pada kemungkinan pemeriksaan aparat penegak hukum.

Petaka lainnya, bukan saja kemungkinan melebar ke ranah hukum. Tapi pada hancurnya kepercayaan masyarakat Balikpapan terhadap Wali Kota. Terlebih, gaung: cukup satu periode kian menggema dimana-mana.

Apa iya, di 2024 nanti masyarakat Balikpapan bisa ditekuk cuan? Duh, jangan remehkan kepercayaan warga. Kepercayaan itu tak bisa dinilai dengan harta. Yakinlah.

Sebagai penutup, kita kutip syair dari pengamen jalanan: Ooo Mbak-mbak berjilbab cokelat. Ayo kita bershalawat. Semoga mendapat syafaat, dari Rasul Nabi Muhammad.

Shalaallahu alaa Muhammad.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: