Upacara Bendera

Aspek green city di IKN belum benar-benar nampak dibangun. Hingga hari ini masyarakat Sepaku tidak memiliki bank sampah. Dinas Lingkungan Hidup PPU belum memiliki dan mampu untuk mengambil sampah dari masyarakat di Sepaku karena keterbatasan truk sampah dan jauhnya lokasi.
Masyarakat Sepaku membakar sampahnya untuk menghilangkan sampahnya sendiri.
Ada banyak lagi yang seharusnya dibangun pemerintah, maka pemindahan ini jangan sampai tergesa-gesa. Pemerintah sangat perlu memperhitungkan kerusakan alam dan meledaknya populasi nanti di sekitaran IKN dan kota-kota penyangga. Dengan Smart Forest City sudah tentu pembangunan itu menjadi hal yang beda dengan kota-kota lain.
Pembangunan ini tentunya optimis walau masih banyak kekurangan. Siapapun presidennya pun dirasa tidak bisa menghentikan megaproyek ini. Karena barang ini telah jadi, akan sangat disayangkan jika tidak dilanjutkan. Negara akan rugi ratusan triliun dari pembangunan yang optimis ini.
Pihak Otorita IKN juga perlu menelaah bagaimana pembangunan yang terjadi di sekitaran IKN. Karena masih banyak warga yang perlu dibantu.
Jangan sampai yang terjadi pada 17 Agustus 2024 nanti hanyalah seremonial peringatan kemerdekaan. Sedangkan yang terjadi adalah awal neo colonialism. Bagaimana Indonesia menghadapi paska pembangunan megaproyek ini dengan hutang yang menumpuk.
Yang juga konon katanya proyek ini didanai China. Meskipun dibantah Bu Sri Mulyani bahwa ada skema pembayaran yang sudah dipertimbangkan. Namun jangan sampai dengan skema itu juga membebani rakyat, pajak dinaikkin, BBM semakin mahal, hingga tidak terjaminnya pekerjaan.
*Aktivis PII, Mahasiswa Universitas Mulawarman.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: