Pemerintah Kaltim Pastikan Stok Daging untuk Idul Fitri Aman

Pemerintah Kaltim Pastikan Stok Daging untuk Idul Fitri Aman

Nomorsatukaltim.com - Pemerintah Provinsi Kaltim memastikan ketersediaan stok daging dan telur aman. Stok itu sekaligus mencukupi untuk kebutuhan Lebaran Idul Fitri 1444 Hijriah.

Kepastian itu dijamin Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Kalimantan Timur, Fahmi Himawan, saat penyampaian ketersediaan pangan Lebaran secara daring, Kamis (20/4/2023).

"Ketersediaan daging, dari daging merah ayam, daging putih ayam unggas dan daging merah sapi, kerbau dan telur tercukupi," jelas Fahmi.

Ia juga memastikan seluruh ketersediaan pangan itu mencukupi untuk kebutuhan masyarakat Kaltim. Dari hasil pemantauan pada April menjelang Idul Fitri, ketersediaan daging sapi mencapai 1.146 ton, kebutuhan 611,4 ton, sehingga terjadi surplus 535 ton.

Sedangkan daging ayam stok 7.089 ton dan yang diperlukan 6.543 ton, sehingga terjadi selisih atau surplus 546 ton, kemudian telur ketersediaan 1.608 ton kebutuhan 1.558 ton, surplus 50 ton.

"Untuk tiga komponen ini alhamdulillah sampai Idul Fitri, Idul Adha, bahkan Natal dan hari besar keagamaan lain kita masih aman," jelasnya.

Ia bilang, jika sudah masuk hari besar keagamaan nasional, harga-harga pasti akan naik, tapi besaran harga yang lain tidak lebih dari 10 persen atau 5 sampai 9 persen.

Untuk disparitas harga antar-wilayah juga 1,5 sampai 2,5 persen, ini sangat wajar. Contohnya, harga ayam di Kukar lebih murah, karena disana banyak produsen (peternak). Tetapi, semakin ke daerah hulu perbatasan lebih mahal untuk harga sapi.

"Hal itu disebabkan distribusi. Semakin jauh, pastinya akan lebih tinggi," jelasnya.

Fahmi berujar, ketersediaan sapi di Kaltim masih 28 persen lokal dan 72 persen mendatangkan dari luar provinsi.

Dengan adanya penyakit mulut dan kuku (PMK) membuat gerak batas penerimaan menjadi lebih sedikit sumber pemasukan dan sempat tidak bisa mendatangkan sapi dari luar.

"Alhamdulillah Januari ada surat edaran dari Kementan, kita mulai diperbolehkan memasukkan sapi, baik dari zona merah di Jawa serta Sulawesi," jelasnya.

Ia mengingatkan para peternak untuk tetap menjaga kesehatan hewan, hal ini perlu diperhatikan agar bisa terhindar dari penyakit yang menyerang hewan ternak. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: