Dipanggil Presiden

Dipanggil Presiden

Oleh: Irianto Lambrie

Gubernur Kaltara Irianto Lambrie dipanggil Presiden Joko Widodo, Kamis 7 November 2019. Menteri Sekretaris Negara, Pratikno yang menghubungi. Berikut catatan Irianto Lambrie yang dikirim via WhatsApp:

“Assww Pak Gub. Ini Pratikno, MSN. Pak Gub bisa menghadap Pak Presiden Segra?”

Sms dari Mensesneg, Pak Praktikno tsb saya terima hari Kamis, 7 November 2019, pukul 13.02 Wita. Ketika saya masih menghadiri acara di Universitas Borneo, Tarakan.

Hari Jum'at, 8 November 2019, saya diterima Presiden-Bapak Joko Widodo, di Istana Negara. Mulai pukul 09.58 sd 10.40 WIB. Setelah sekitar 15 menit, kami berdua berdiskusi, datang Mensesneg-Bapak Pratikno-ikut mendampingi Presiden.

Memulai pembicaraan, Pak Presiden menanyakan bagaimana kabar ? Saya jawab : "Baik, pak. Saya lihat Bapak kelihatan lebih segar". Beliau tersenyum. Selanjutnya secara singkat dan kronologis saya menyampaikan hal-hal sebagai berikut :

1. Atas nama rakyat Indonesia di Provinsi Kaltara, saya menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada Bapak Presiden Joko Widodo, yang selama masa jabatan lima tahun pertama, memberikan perhatian khusus terhadap upaya percepatan pembangunan di Provinsi Kaltara.

Terutama di wilayah perbatasan dan pedalaman. Sejak kunker pertama beliau ke Kaltara pada akhir 2014, ke Tarakan, Nunukan dan Sebatik (saya masih sebagai Pj. Gubernur Kaltara).

2. Selanjutnya, saya menyampaikan beberapa progres dan masalah penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan, khususnya pembangunan prasarana jalan dan jembatan dari Tanjung Selor - KTT - Malinau - Sei Ular Nunukan (Simanggaris, titik perbatasan Indonesia Sabah-Malaysia). Panjangnya sekitar lebih dari 400 km.

Juga pembangunan jalan di wilayah Krayan, Long Ampung dan Long Nawang yang berbatasan dengan Sarawak -Malaysia. Saat ini sudah dibangun jalan beraspal mulus di Krayan sepanjang 3 km. Akan dilanjutkan pada tahun yang akan datang.

Saya juga laporkan progres pembangunan jalan dan jembatan dari Malinau - Desa Binuang Kecamatan Krayan Selatan. Sepanjang 200 km. Yang menembus kawasan hutan konservasi Kayan - Mentarang.

Jika pembangunan badan jalan ini dapat selesai pada 2021, maka akan membuka kawasan perbatasan dan pedalaman yang selama Indonesia merdeka masih terisolasi.

3. Saya menyampaikan permohonan kepada Bapak Presiden untuk berkunjung kembali ke perbatasan darat. Beliau merencanakan akhir tahun atau awal tahun depan akan kunker ke Kaltara.

4. Saya melaporkan juga progres rencana realisasi investasi pembangunan PLTA Kayan yang terintegrasi dengan pembangunan Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional (KIPI) Tanah Kuning-Mangkupadi di Kabupaten Bulungan.

Sesuai Perpres Nomor 58 Tahun 2018. Pihak investor PT Kayan Hydro Energy (KHE) menginformasikan pada awal tahun 2020 akan memulai pra konstruksi pembangunan Bendungan Kayan I yang akan memproduksi listrik 900 MW.

Rencana dilaksanakan paralel/simultan dengan Bendungan Kayan 2 yang akan memproduksi listrik 1200 MW, dengan catatan izin konstruksi bendungan dapat diterbitkan oleh Menteri PUPR paling lambat Desember 2019.

Bapak Presiden langsung menelpon Menteri PUPR, agar izin tersebut dapat dipercepat prosesnya sesuai aturan.

5. Sebelum saya pamit, sambil berjalan bersama beliau menuju pintu ke luar, Bapak Presiden berkata kepada Bapak Pratikno : "Pak Mensesneg, kita lama juga tidak berkunjung ke Kaltara, coba diatur bulan Desember ini. Kalau perlu, kita naik sepeda motor saja dari Sei Ular ke Tanjung Selor," kata Bapak Presiden. Pak Pratikno menjawab : "Siap, pak".

Sebelum pamit, saya minta izin berfoto dengan Pak Jokowi, dengan tersenyum beliau, mengatakan : "Ayo, pakai HP Pak Praktino".

Maka Pak Praktikno memfoto kami berdua, sambil berkata : "nanti saya kirim via WA".

Dengan hati senang dan gembira saya bersalaman pamit kepada Bapak Presiden, beliau berjalan bersama saya sampai dekat pintu ke luar.

Alhamdulillah, semoga menjadi hari Jum'at yang berkah bagi rakyat Indonesia di Provinsi Kaltara. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: