Harga Cabai di PPU Makin ‘Pedas’

Harga Cabai di PPU Makin ‘Pedas’

Harga cabai rawit terus melompat naik. Cuaca buruk disinyalir menjadi penyebab utama lonjakan harga terjadi di Penajam Paser Utara (PPU). nomorsatukaltim.com - SUDAH lumrah rasanya jika harga komoditas di pasar dinamis tiap mendekati perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru). Termasuk pada penghujung 2021 ini. Kali ini giliran cabai rawit yang harganya mencapai Rp 100 ribu per kilogram. Pantauan Disway Kaltim selama 3 bulan terakhir, harga cabai naik secara bertahap. Terjadi di hampir setiap pasar tradisional di masing-masing kecamatan. Umumnya harga berkisar Rp 20 ribu - Rp 25 ribu, pada Oktober meningkat menjadi Rp 30 ribu - Rp 40 ribu. Di November melonjak menjadi Rp 50 ribu bahkan Rp 65 ribu. Sedangkan pada awal Desember ini sudah mencapai Rp 90 ribu per kilogramnya. Baca juga: Andi Harun Cek Pasar: Cabai dan Minyak Goreng Masih PR "Tadi pagi (kemarin, Red.) saya ke Pasar Nenang, kaget mendengar harganya sudah Rp 100 ribu per kilo. Itu untuk cabai yang sudah dibersihkan tangkainya," kata salah seorang warga Penajam, Hani, Jumat (10/12/2021), dikutip dari Harian Disway Kaltim - Disway News Network (DNN). Jika dipandang, bahan utama untuk membuat sambal ini banyak dijajakan. Hampir di setiap sudut lapak ada. Hal itulah yang membuat heran pembeli soal penyebab kenaikan harga ini. "Cabainya ada aja, duitnya yang enggak ada," ketus Hani. Salah seorang pedagang sayur-mayur di Pasar Tradisional Petung, Jodi mengaku tak punya pilihan. Stok cabai rawit yang diterimanya sudah dibanderol dengan harga tinggi. Jadi mau tak mau, ia harus mencari margin keuntungan dari sana. "Kalau dihitung per kilogramnya, paling cuma untung seribu-dua ribu saja," akunya. Pasokan cabai yang ia terima itu berasal dari Kalimantan Selatan (Kalsel). Selain dari wilayah selatan, rerata cabai yang ada di PPU saat ini diambil dari Pulau Jawa dan Sulawesi, yang biasanya harganya lebih mahal ketimbang cabai yang didatangkan dari Kalsel. Kepala Bidang di Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian dan Perdagangan (KUKM Perindag), Bustam memastikan hanya cabai rawit saja yang harganya tidak stabil belakang ini. Untuk yang lainnya, ia menyebut masih ambang kewajaran. "Ya, sudah satu bulan ini harga cabai rawit naik. Beberapa komoditas masih relatif stabil. Hanya cabai rawit yang mengalami kenaikan sangat signifikan," ungkapnya. Untuk harga cabai keriting masih stabil di harga Rp 26 ribu per kilogram. Begitu juga harga cabai besar stabil, Rp 20 ribu per kilogram. Harga bawang putih stabil Rp 26 ribu per kilogram, dan harga bawang merah Rp 26 ribu per  kilogram. Sementara harga daging ayam ras juga relatif stabil Rp 33 ribu per kilogram  Harga daging sapi segar mengalami kenaikan sedikit dari Rp 120 ribu menjadi Rp 130 ribu per kilogram. "Nah, ini kemungkinan masih berpotensi naik lagi. Apalagi cabai rawit ini kan pernah menembus Rp 120 ribu,” sebut Bustam. Bustam mengungkapkan, harga cabai terus mengalami lonjakan disebabkan curah hujan yang cukup tinggi. Sehingga, hasil panen mengalami penurunan. Selain itu, distribusi cabai rawit dari Sulawesi dan Jawa terhambat. Karena, gelombang laut cukup ekstrem beberapa minggu terakhir ini. Adapun yang dari wilayah Kalsel, sedang terlanda musibah banjir. Sehingga berdampak pada hasil panen petani, pun jalur transportasi darat ke PPU. “Menjelang nataru, juga permintaan konsumen cukup tinggi. Meski stoknya aman, tapi hasil panen cabai mengalami penurunan karena faktor hujan tadi,” tandasnya. PASAR MURAH Upaya untuk menekan lonjakan ini akan dilakukan. Sudah sejak akhir November lalu Dinas KUKM Perindag merancang gelaran pasar murah akhir tahun. Selain cabai rawit, pasar ini juga untuk mengimbangi lonjakan minyak goreng. "Guna menekan harga sembako dan kebutuhan masyarakat lainnya, menghadapi Natal dan Tahun Baru 2022, kami telah jadwalkan operasi pasar murah kerja sama dengan Perum Badan Urusan Logistik (BULOG) Kantor Cabang Pembantu Tanah Grogot," kata Kepala Dinas KUKM Perindag PPU, Sukadi Kuncoro. Pelaksanaan operasi pasar ini dijadwal di lima kecamatan PPU. Kecamatan Penajam dilaksanakan pada Senin 13 Desember 2021, disusul Babulu pada Selasa 14 Desember 2021. Setelah itu, baru dilanjutkan Kecamatan Waru pada Rabu 15 Desember 2021. Sedangkan Kecamatan Sepaku digelar pada Kamis 16 Desember 2021, dan terakhir Kecamatan Penajam dipusatkan di Islamic Center Nipah-Nipah pada Jumat 17 Desember 2021. "Kegiatan kami laksanakan setiap pukul 09.00 Wita sampai selesai,” sebutnya. Dalam pasar murah tersebut akan menjual berbagai jenis kebutuhan pokok masyarakat dengan harga di bawah normal. Termasuk gula, daging beku, beras, tepung dan lain sebagainya. Semisal harga gula pasir nantinya dibanderol Rp 12.500, tepung Rp 10.500, beras premium Rp 55.000. Pokoknya semua di bawah standar yang berlaku di pasaran. Namun, nantinya ada pembatasan untuk pembeli dalam membeli. Disesuaikan dengan ketersediaan stok barang yang akan dijual dalam operasi pasar. RSY/ZUL

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: