Mahakam; Landmark Samarinda Sesungguhnya

Mahakam; Landmark Samarinda Sesungguhnya

Pemkot Samarinda sendiri tak ingin menutup mata dari potensi Sungai Mahakam di sektor wisata. Di antara upaya dari pemkot untuk menggenjot pariwisata adalah pembangunan dermaga wisata Mahakam Ilir yang berada di depan Pasar Pagi Jalan Gadjah Mada.

Kepala Bidang (Kabid) Sarana Prasarana  Dinas Perhubungan (Dishub) Samarinda Romiansyah mengakui dermaga ini fungsi utamanya adalah sarana penyeberangan jalur sungai bagi masyarakat yang hendak menyeberang tanpa melalui jalur darat.

“Tapi perkembangan ada juga kapal wisata yang bisa dimanfaatkan jadi sekalian juga di situ,” ungkapnya.

Pembangunan dermaga ini telah selesai dibangun dengan luas lahan parkir 1.900 meter persegi dan bangunan gedung. Dermaga juga difasilitasi dengan trestle dan ponton untuk akses pengunjung menjangkau kapal.

Dian Rosita yang juga menjabat sebagai Ketua DPD Perhimpunan Usaha Taman Rekreasi Indonesia (PUTRI) Kaltim, mempunyai harapan dalam untuk lebih menggenjot wisata Tepian Sungai Mahakam ini.

Karena makin ke sini, makin banyak destinasi wisata yang bisa diakses melalui jalur sungai. Di Samarinda Seberang, terdapat Panorama Café, Kampung Tenun, Kampung Ketupat, makam Daeng Mangkona, dan rumah khas Lamin.

Sedangkan di sisi kota, ada Taman Tepian Mahakam, Taman Bebaya, MLG dan Marimar, Hotel Hariss Samarinda, dan Big Mall Samarinda. Yang juga terkait dengan destinasi yang tersebar di sisi darat Samarinda.

“Kita ingin bagaimana caranya itu bisa menjadi sebuah trip, suatu konektivitas dari sebuah paket wisata Kota Samarinda.”

“Misalnya gini, kita susur sungai dengan kapal wisata, terus mau ke mana? Bisa nggak berhenti di tempat wisatanya kan belum. Alangkah indahnya kalau kita bisa buat itu menjadi paket pariwisata sungai kita,” pintanya.

Guna merealisasikan hal tersebut, Anggota Komisi 4 DPRD Kaltim Puji Setyowati yang juga menjadi mantan Ketua Dekranasda Kota Samarinda, menginginkan masyarakat Kota Samarinda juga turut serta menggenjot pariwisata. Terutama masyarakat yang tinggal di tepian sungai.

“Kita membuat bagaimana masyarakat di pinggir sungai menjadi ikon. Rumah tidak lagi membelakangi sungai, tapi menghadap sungai. Jadi dihiasi. Termasuk pabrik tempe–tahu bisa menjadi salah satu destinasi wisata industri,” jelas Puji. Merujuk pada pabrik tahu dan tempe di bantaran SKM yang bisa diakses dari Mahakam dengan kapal kecil.

Dengan adanya masyarakat turut terlibat, maka masyarakat mempunyai rasa memiliki untuk sama–sama membangun pariwisata di Kota Samarinda.

Jelas sudah, bahwa Sungai Mahakam adalah landmark Kota Samarinda yang paling natural dan besar. Cuma masalahnya, kapan ya, Taman Tepian Mahakam depan Kantor Gubernur dibuka lagi? Kapan, Pak Andi? *

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: