Antisipasi, Pemkab Mahulu Telah Siapkan Tempat Isolasi Selain Buper Long Melaham

Antisipasi, Pemkab Mahulu Telah Siapkan Tempat Isolasi Selain Buper Long Melaham

Mahulu, nomorsatukaltim.com – Pemkab Mahakam Ulu (Mahulu) masih terus eksis dan konsisten menangani paparan pandemi COVID-19.

Bupati Mahulu, Bonifasius Belawan Geh melalui Sekretaris Daerah (Sekda) Mahulu, Stephanus Madang, mengatakan hingga saat ini indikasi lonjakan paparan COVID-19 di Mahulu sudah mengalami peningkatan tinggi.

“Kabupaten Mahakam Ulu sudah ditetapkan sebagai Level 3 dalam mengantisipasi paparan pandemi ini. Sehingga warning (peringatan) terus untuk penguatan penanganan COVID-19,” jelas Stephanus Madang saat menghadiri pertemuan Pemkab Mahulu dan Kubar di Mapolres Kubar, Sendawar, Jumat (6/8/2021). Salah satu upaya yang dilakukan Pemkab Mahulu menekan paparan corona, menurut Sekda adalah mengoptimalisasikan vaksin. Juga mempersiapkan obat-obatan dan oksigen. Menurutnya, meski Mahulu belum bisa mengadakan dokter spesialis, namun melalui Dinas Kesehatan P2KB Mahulu memiliki jalur telemedicine (konsultasi). “Artinya bisa berkonsultasi dengan dokter spesialis di provinsi dalam penanganan kasus-kasus tertentu,” ucapnya. Terhadap warga yang positif terpapar COVID-19, jika nantinya sudah tidak tertampung lagi di tempat karantina terpusat Bumi Perkemahan (Buper), Kampung Long Melaham, Kecamatan Long Bagun, menurut Stephanus Madang, Pemkab Mahulu telah menyiapkan berbagai fasilitas penampungan. “Diantaranya sejumlah gedung sekolah yang akan difungsikan untuk menampung (karantina) bagi warga positif terpapar COVID-19 yang di isolasi dan dirawat. Tapi informasinya saat ini sudah mengalami penurunan warga yang terpapar positif,” tegasnya. Pemkab Mahulu menghimbau masyarakat 50 kampung pada 5 kecamatan se-Mahulu, agar terus menguatkan protokol kesehatan (Prokes). Karena saat ini level 3 masih terus berjalan. Sekda Stephanus Madang menuturkan, bahwa urusan COVID-19 bukan hanya urusan pemerintah. Tapi urusan semua lapisan dan seluruh stokeholder. “Terutama berharap dukungan kuat dari lapisan stokeholder di kampung dan kecamatan,” bebernya. Stephanus Madang menambahkan, untuk posko-posko kampung dan kecamatan, harus dikuatkan. Sehingga pasien tidak membludak di ibukota kabupaten. “Dapat ditangani tenaga kesehatan di kampung dan kecamatan. Peran Dinas Kesehatan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga berencana (Dinkes P2KB) harus optimal,” tandasnya.(adv/imy)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: