Teliti Sebelum Membeli, Loka POM Temukan 25 Persen Pangan Olahan Rusak atau Kedaluwarsa

Teliti Sebelum Membeli, Loka POM Temukan 25 Persen Pangan Olahan Rusak atau Kedaluwarsa

Balikpapan, nomorsatukaltim.com - Masyarakat Kota Minyak mesti waspada dan teliti saat membeli pangan olahan untuk disajikan di hari Lebaran. Pasalnya, Loka Pengawas Obat dan Makanan (Loka POM) Balikpapan masih menemukan adanya produk pangan yang rusak atau kedaluwarsa. Namun masih dijajakan atau dipajang di swalayan dan minimarket.

Kepala Loka POM Balikpapan Sumiaty Haslinda menyebut, 25 persen dari olahan pangan yang tersebar di 20 ritel dan distributor, tidak memenuhi ketentuan. Maksudnya masih ada barang yang telah melewati batas waktu kedaluwarsa maupun ada kemasan pangan yang mengalami kerusakan. Temuan itu merupakan hasil dari monitoring intensifikasi pengawasan pangan sejak 5 April hingga 7 Mei 2021, lalu. "Kerusakan pada kemasan ditandai dengan kemasan yang penyok, kaleng berkarat, berlubang dan lainnya," ujar Sumiaty di kantornya, Senin (10/5/2021). Ia menyebut pengawasan dari Loka POM telah berkoordinasi dengan Dinas Perdagangan (Disdag) Balikpapan. Mereka melaksanakan monitoring pangan olahan tanpa izin edar, kedaluwarsa atau olahan pangan yang mengalami kerusakan pada kemasannya, dengan mendatangi para distributor, toko, supermarket, swalayan, ritel modern, pasar tradisional, maupun pembuat parsel. "Dari 25 persen yang tidak memenuhi ketentuan ini, 50 persen karena pangan yang rusak dan 50 persen lagi karena pangan kedaluwarsa. Pangan hasil temuan ini dimusnahkan," urainya. Selain memusnahkan barang yang tidak sesuai ketentuan, pihaknya juga terus melakukan upaya pencegahan dengan memaksimalkan komunikasi secara berkala kepada instansi lintas sektor, menyampaikan informasi dan edukasi sosialisasi kemanan obat dan makanan kepada pelaku usaha, produsen obat atau makanan, maupun kepada masyarakat umum. Selama masa intensifikasi pengawasan itu, Loka POM juga melakukan pengawasan terhadap produk pangan jajanan untuk berbuka puasa atau yang biasa disebut takjil di sejumlah titik Pasar Ramadan. Pihaknya menguji 43 sampel aneka makanan dari beberapa lokasi berbeda. "Parameternya boraks, formalin, rhodamin B, dan methanyl yellow. Tapi alhamdulillah, hasilnya seratus persen telah memenuhi syarat," tukasnya. (ryn/eny)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: