6 Tahun Dualisme IMI Kaltim Usai, Dua Kubu Kini Bersatu

6 Tahun Dualisme IMI Kaltim Usai, Dua Kubu Kini Bersatu

Balikpapan, nomorsatukaltim.com- Sekitar 6 tahun sudah, dualisme kepengurusan IMI Kaltim terjadi. Rentang waktu yang sangat lama. Dan tentunya, pembinaan atlet tidak pernah benar-benar maksimal. Namu pada Sabtu 1 Mei 2021, dualisme itu telah berakhir. IMI Kaltim versi Redy Asmara dan Aminullah, resmi dilebur.

Sebelumnya, dalam 6 tahun terakhir, Ikatan Motor Indonesia (IMI) Kaltim punya 2 kepengurusan. Pertama IMI Kaltim versi IMI Pusat yang dipimpin Redy Asmara. Dan IMI Kaltim yang diakui KONI Kaltim pimpinan Aminullah.

Setelah melewati banyak sengkarut, kedua versi IMI Kaltim tersebut akhirnya berhasil dileburkan. Menjadi IMI Kaltim yang diakui IMI Pusat dan KONI Kaltim. Momen peleburan nan penting bagi dunia balap Kaltim itu terjadi di Hotel Grand Jatra Balikpapan, Sabtu lalu.

Dalam kesepakatan itu, selain Redy Asmara dan Aminullah. Hadir pula Ketua Badan Pengawas Pengawas IMI Pusat, Kombespol Syamsul Bachri. Serta Wakil Ketua II KONI Kaltim Sumarlani. Proses penyatuan dua kubu itu berlangsung dengan hikmad.

"Semua sudah selesai. Bahwasanya kedua belah pihak telah bersatu. Akan bersama-sama memajukan IMI Kaltim. Mudahan IMI Kaltim membawa banyak emas dari Papua," ujar Kombespol Syamsul Bachri.

Penyelesaian masalah dualisme tersebut dikatakan Syamsul atas perintah langsung dari Ketua Umum IMI Pusat Bambang Soesatyo (Bamsoet). Mengingat sejauh ini pembalap asal Kaltim sangat berpotensi meraih prestasi nasional. Intinya, proses penyatuan ini adalah murni mengedepankan kepentingan atlet.

Selanjutnya kepemimpinan IMI Kaltim akan dijabat Redy Asmara hingga musprov yang akan berlangsung paska PON XX Papua. Bamsoet dikabarkan juga akan menghadirinya. Redy mengatakan sangat bersyukur, IMI Kaltim bisa bersatu kembali. Dia bersama Aminullah siap bekerja bareng untuk mengantarkan atlet Kaltim berprestasi pada PON mendatang.

"Tidak ada lagi namanya dualisme. Sekarang hanya satu. Yang memimpin IMI (Kaltim) ke depan sampai musprov kami berdua. Kami juga bersama-sama membawa atlet ke Papua. Ini misinya," ujar Redy.

Senada dengan Redy, Aminullah sudah menantikan sejak lama penyatuan tersebut. Bahkan ia menegaskan bahwa selama ini, ia sama sekali tidak memiliki masalah dengan Redy. Hanya memang, atas sengkarut di 6 tahun terakhir, Aminullah berharap itu dijadikan sebagai sebuah pelajaran besar. Bahwa pengambilan keputusan ke depan, harus tetap mengutamakan atlet.

"Dari dulu kami menginginkan seperti ini.  Mudahan IMI (Kaltim) ke depan Haji Redy bersama saya tetap memantau, musyawarah bersama. Kami tidak mau ada lagi keributan di kemudian hari," kata Aminullah.

Usai penyatuan tersebut, nantinya IMI Kaltim bisa meneruskan ke masing-masing koordinator wilayah kabupaten/kota. Terutama memverifikasi kembali keanggotaan IMI Kaltim. (frd/ava)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: