Sadly Septiansyah Mangkat, Langit Kelabu Hockey Kaltim
Di luar perkara hockey, Ida juga sering mendengar curhat Sadly secara pribadi. Salah satunya soal hubungan asmaranya. Yang Ida tahu, Sadly sangat mencintai calon istrinya, kekasih hatinya. Ia bahkan sudah membuat banyak rencana untuk menjalani kehidupan rumah tangga bersama wanita kesayangannya itu.
“Tapi Tuhan berkata lain,” lirih Ida.
“Dia salah satu atlet terbaik yang dimiliki Kaltim. Dan bahkan Indonesia juga kehilangan salah satu atlet terbaiknya,” tuntas Ida.
Atlet senior lainnya, Murdani, turut mengiyakan bahwa Sadly adalah sosok yang super santun. Yang paling melekat di hati Dani, meski sudah berlabel pemain timnas. Sadly selalu mengesampingkan itu ketika bertemu dengan para seniornya. Tak sekalipun ia membusungkan dadanya seiring ia selalu memberi hormat yang sepantasnya.
“Setiap ketemu selalu negur duluan. Manggil ‘Kak’, seperti itu. Orangnya sangat hormat sekali dengan senior-seniornya, sekalipun prestasi almarhum itu lebih tinggi.”
“Terbukti waktu almarhum meninggal, banyak senior yang datang melayat. Dari Balikpapan dan PPU langsung ke sana (rumah duka).”
“Di hockey Kaltim sendiri peran almarhum itu sangat dibutuhkan karena dia punya skill di atas rata-rata. Fisiknya dia juga sangat baik. Selain itu pengalaman bertanding almarhum sendiri juga kan sampai mewakili Indonesia di ajang Asian Games kemarin.”
Pertemuan terakhir Dani dengan mendiang sendiri terjadi belum lama ini. Dani yang mendapat pemanggilan untuk menjadi wasit di sebuah pertandingan. Sempat berbincang dengan Sadly.
“Dia belajar cara menjadi wasit. Dan tidak sungkan bertanya soal peraturan-peraturan,” kenangnya.
Di malam perginya Sadly, Dani sempat tidak percaya saat melihat status WhatsApp rekannya. Perihal kematian mendiang.
“Saya langsung konfirmasi ulang teman saya itu. Belum puas, saya konfirmasi ke teman dekat almarhum di Samarinda. Dan ternyata benar (meninggal). Benar-benar tidak percaya,” pungkasnya haru.
Sementara itu, salah satu playmaker terbaik yang pernah dimiliki tim hockey Kaltim, Muhammad Abu Amir punya kesan mendalam atas kepergian Sadly. Karena di awal kariernya sebagai atlet hockey, mendiang sempat lama tinggal bersama Abdu –sapaannya- dan Irwan; atlet senior lainnya. Sehingga Abdu tahu betul kepribadian dari Sadly. Yang ia sebut sebagai anak penurut.
“Saya sudah anggap seperti adik sendiri, memang dari awal saya kenal, anaknya memang agak tertutup. Tapi almarhum ini tipikal anak yang penurut. Mau belajar, attitude-nya juga bagus, ibadahnya baik, selalu respek dengan teman-temannya di dalam dan luar lapangan,” tutur Abdu.
Sadly juga disebut sebagai orang yang punya jiwa petarung, pekerja keras, serta punya tekad yang kuat untuk mencapai cita-citanya; menjadi atlet hockey kelas atas. Siapa pun yang pernah mengenal Sadly, kata Abdu, pasti punya kesan yang sama. Bahwa memang Sadly ini pemuda yang baik di mata semua orang.
“Buat saya, almarhum ini spesial,” tegasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: