Sadly Septiansyah Mangkat, Langit Kelabu Hockey Kaltim
Samarinda, nomorsatukaltim.com – Warna langit sedang tidak sama bagi semua orang yang ada di cabor hockey Kaltim. Lantaran salah satu atlet terbaik yang mereka punya, Sadly Septiansyah telah berpulang. Di luar berkurangnya kualitas di lini tengah dan depan hockey Kaltim di PON nanti. Kini mereka tak bisa lagi mendengar sapa ramah dan melihat senyum ceria Sadly. Atlet santun itu kini telah berbeda dunia.
Sabtu 27 Maret malam lalu, Sadly Septiansyah, harus menyerah atas penyakitnya yang ia derita sebulan terakhir. Ia menghembuskan napas terakhirnya. Bersama tangis duka seluruh kontingen hockey Kaltim.
Sadly memang bukan sembarang atlet. Ia adalah representasi impian atlet hockey Bumi Etam. Selain menjadi pemain andalan Tim PON Kaltim. Sadly juga pernah membela skuat Merah Putih di Asian Games.
Ketika bermain, Sadly yang di kesehariannya terkenal santun. Bakal sangat berapi-api ketika berada di lapangan. Ia dikenal sebagai figur pemimpin. Karena kepiawaiannya membakar semangat rekan setimnya.
Muhammad Idhar, pelatih hockey Kaltim bilang. Ia dan seluruh skuat hockey Kaltim, bahkan atlet non PON sampai mantan atlet hockey Kaltim. sangat kehilangan sosok lulusan pertama SKOI Kaltim itu.
“Kami sangat kehilangan, dia adalah pemain andalan kita menuju PON Papua. Sangat kehilangan karena mencari opsi pengganti di posisinya itu tidaklah mudah. Di tambahkan dia juga memiliki kepribadian yang tepat untuk memipin rekannya di lapangan,” kata Idhar yang juga ketua umum Hockey Samarinda, Senin 29 Maret 2021.
“Pada sesi latihan pagi di hari meninggalnya almarhum, kami seluruh tim hockey mengadakan doa bersama. Sebelum dan seudah latihan. Kepada anak-anak saya sampaikan agar almarhum diberikan kesembuhan. Tapi rupanya Tuhan berkehendak lain, semoga hal ini jalan terbaik baginya, kita hanya mampu berdoa,” tambahnya.
Di atas lapangan. Sadly Septian bisa bermain di lini tengah dan depan sama baiknya. Di pos serang, ia bertandem dengan Rachman. Duet keduanya di lini depan kerap menghadirkan kemenangan untuk Kaltim. Termasuk yang teranyar adalah medali emas Pra PON 2019 lalu.
Rachman tak bisa berbohong. Sungguhlah berat kehilangan sahabat di dalam dan luar lapangannya itu. Ia sudah terbiasa berbagi peluang. Bahkan berselebrasi bersama ketika salah satu berhasil mencetak gol. Lebih pedih bagi Rachman, karena Sadly sebenarnya masih punya karier yang panjang. Lantaran usianya baru 24 tahun. Menjadi penggawa timnas pada 2018 lalu rasanya bukan akan jadi yang terakhir melihat perkembangannya sejauh ini.
“Hampir sebulan beliau sakit, sangat kehilangan tapi bagaimana. Sudah takdirnya juga. Beliau sangat baik, bukan hanya hockey Kaltim yang kehilangan. Tapi hockey Indonesia juga pasti sangat kehilangan atlet andalan ini,” katanya berusaha tegar.
Rasa tidak percaya atas kepergian Sadly juga dirasakan atlet senior, Sahidah. Atlet perempuan asal PPU ini bilang, Sadly sudah seperti adik kandungnya sendiri. Di malam kepergian Sadly, Ida sempat berkomunikasi dengan keluarga mendiang.
“Saya menanti kabar selanjutnya. Karena malam itu akan ada tindakan operasi lanjutan. Benar-benar tidak percaya (Sadly meninggal),” ucapnya kelu.
Ida lalu mengenang kedekatannya dengan Sadly semasa hidupnya. Yang dia tahu, mendiang adalah sosok yang santun, baik, ramah, rendah hati, selalu semangat, tidak mudah mengeluh, tapi tidak banyak bicara.
“Dan yang paling penting, dia sangat sayang sama anak saya, Rajen,” lanjutnya mengenang seringnya Sadly bercengkrama dengan buah hatinya.
“Tidak bisa dijelaskan lagi soal kebaikan almarhum ini. Yang jelas dia sangat berbakat, soleh, dan selalu memberi semangat teman-temannya. Sementara dia sendiri sedang butuh dukungan,” ujar Ida.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: