Cabai Hajjar
Bolsonaro pun harus mengganti menkes-nya lagi. Tapi diganti siapa? Siapa yang mau?
Presiden kembali melirik ke dokter wanita ahli jantung itu. Yang dulu menolak jadi menkes itu. Sabtu lalu Prof Hajjar dipanggil ke istana. Untuk mendiskusikan soal jabatan menkes itu. Tidak mudah bagi Presiden Bolsonaro membujuk Prof Hajjar. Hari Minggu besoknya Prof Hajjar diminta ke istana lagi. Bicara panjang lagi. Prof Hajjar tetap menolak jabatan itu.
“Saya ini ilmuwan. Bukan politisi. Bukan pula orang bisnis,” ujar Hajjar. “Saya tidak bisa mengatasi Covid di luar ilmu pengetahuan,” tambahnya.
Hajjar, kalau mau jadi menkes, harus merombak total sistem penanganan Covid yang ada. Kalau tidak, jumlah yang meninggal karena Covid bisa mencapai 500.000 sampai 600.000. Itu angka perkiraan Hajjar. Dan dia tidak yakin bisa diberi otoritas untuk menerapkan ilmu pengetahuan di bawah Presiden Bolsonaro.
Akhirnya Bolsonaro menemukan nama lain sebagai calon menkes: Marcelo Queiroga. Ia seorang dokter. Guru besar. Ahli jantung. Bahkan ketua asosiasi ahli jantung Brasil.
Dari Instagram-nya terlihat ia tidak seperti ilmuwan lain: ia dokter yang tidak pernah mengkritik Bolsonaro.
Tapi Marcelo masih minta waktu dua minggu. Untuk bisa memahami apa yang sudah dilakukan menkes yang jenderal sebelumnya.
Sesekali baik juga membahas negara seperti Brasil. Agar kita bisa bersyukur bahwa Indonesia lebih maju dari itu.
Maka biarlah harga cabai kita naik menjadi Rp 120.000 kg hari-hari ini. Sampai harga cabe bikin sejarah: mengalahkan harga daging. Sekarang ini harga cabai sudah dihapus dari parameter penentu inflasi. Jadi kalau pun menjadi Rp 130.000 per kg tidak akan merisaukan ekonom pemerintah.
Dan lagi bisa membantu perbaikan pencernaan. (*)
sumber: disway.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: