Angin Surga dari Pak Sekda, Potensi Pendapatan 2021 Bertambah
Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) Kalimantan Timur tak menghadiri undangan Rapat Paripurna Pengesahan Kebijakan Umum Anggaran-Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS), Selasa (10/11/2020). Meski begitu, kabar gembira datang dari Ketua TPAD Muhammad Sa’bani, “Ada potensi pendapatan bertambah.”
nomorsatukaltim.com - Kabar itu mencuat di tengah kebuntuan pembahasan APBD 2021 akibat tidak disepakatinya program multiyears contract (MYC) pembangunan fly over dan RS AW Syahrani. Anggota Badan Anggaran DPRD Kaltim, Baharuddin Demu mengisyaratkan proyeksi pendapatan daerah naik dari di Rp 8 triliun menjadi Rp 11 triliun. "Sebelumnya, saya minta pendapatan untuk dikunci (disepakati). Alasan Pak Sekda dan Bu Ismi (kepala Bapenda Kaltim), masih ada potensi pendapatan yang bisa masuk. Saya bertanya, dari mana potensinya? Itu yang belum disampaikan," kata Baharuddin. Sedangkan Muhammad Samsun, Wakil Ketua Banggar yang juga Wakil Ketua DPRD Kaltim, mengakui kabar itu sempat mencuat. "Itu (Rp 11 triliun) yang belum kita dapat penjelasannya. Rp 11 triliun itu belum jelas dari mana," katanya. Sebetulnya, hal bagus bila pendapatan meningkat. Hanya saja, perlu dilakukan komunikasi yang baik berkaitan dengan sumber peningkatan pendapatan itu. Disinggung soal TAPD yang menaikkan pendapatan, sehingga belanja juga meningkat, agar dua program MYC yang diajukan pemprov ---pembangunan jalan layang di Balikpapan dan pembangunan gedung RSUD AW Sjahranie, disepakati, Samsun enggan membenarkan. "Komunikasi saja yang belum nyambung ini. Komunikasi yang belum nyambung, itu (Rp 11 triliun) dari mana saja. Kalau ada peningkatan pendapatan, otomatis ada peningkatan belanja. Baru tahu kemarin (kalau proyeksi pendapatan naik), terkesima juga kita," ujarnya. Sebelumnya, TAPD mengajukan proyeksi pendapatan dalam KUA-PPAS ke DPRD Kaltim, Rp 9 triliun. Kemudian pada pembahasan Banggar bersama TAPD, nilainya diturunkan jadi Rp 8,2 triliun. Karena dana perimbangan dari DBH untuk Kaltim, dari pusat turun. TAPD pun menghitung kembali. Memaksimalkan potensi pendapatan lainnya. Ada sisa kurang salur dari pusat, sekitar Rp 500 miliar. Sehingga pendapatan bisa mendekati kembali Rp 9 triliun. Yakni Rp 8,7 triliun. Berkaitan dengan proyeksi pendapatan yang tiba-tiba jadi Rp 11 triliun itu, Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kaltim, M. Sa'duddin menjelaskan. "Pendapatan tetap Rp 9 triliun. Bukan Rp 11 triliun. Yang Rp 2 triliun, masuk pembiayaan. Penerimaan pembiayaan. Bukan pendapatan. Pembiaayan itu, perkiraan SILPA tahun ini. Untuk dibawa ke tahun depan. Jadi, pendapatan kita optimistis bisa Rp 9 triliun, SILPA Rp 2 triliun," kata Sa’duddin. (sah/yos)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: