IHSG Pekan 1 November Berpeluang Konsolidasi Melemah

IHSG Pekan 1 November Berpeluang Konsolidasi Melemah

Balikpapan, nomorsatukaltim.com- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pekan pertama November berpeluang konsolidasi melemah. Dengan support di level 5,095 sampai 5,000. Dan resistance di level 5,182 sampai 5,200.

Ada 8 sentimen yang akan memengaruhi IHSG pada pekan ini. Hal itu diungkapkan Direktur PT Anugerah Mega Investama, Hans Kwee pada Minggu (1/11/2020). Pertama, peningkatan kasus COVID-19 menjadi berita utama beberapa pekan terakhir. Peningkatan kasus telah mendorong Jerman dan Prancis mengumumkan pembatasan di sektor bisnis. Prancis mengharuskan warga tinggal di rumah mulai Jumat. Jerman akan menutup bar, restoran, dan teater mulai 2 November hingga akhir bulan. Pemerintah Inggris di bawah tekanan untuk memperketat pembatasan dengan kenaikan kasus selama sembilan hari terakhir. "Kenaikan kasus COVID-19 yang diikuti langkah penguncian akan sangat menganggu pemulihan ekonomi dan berpotensi mendorong pasar keuangan terkoreksi. Terlihat pasar Amerika dan Eropa rata-rata tertekan turun dalam sepekan akibat berita ini," kata Hans Kwee kepada Disway Kaltim. Kedua, laporan Produk Domestik Bruto Amerika kuartal ketiga naik secara tahunan sebesar 33,1%. Pertumbuhan tercepat yang pernah ada sejak pemerintah mulai mencatatnya pada 1947. Kenaikan ini terjadi setelah penurunan 31,4% pada kuartal kedua. Pertumbuhan ini juga lebih baik dari ekspektasi sejumlah ekonom yang disurvei Dow Jones, yakni 32%. Pemulihan ekonomi yang ditunjukan pertumbuhan PDB setelah penguncian dicabut lebih baik dari yang diperkirakan sebelumnya. Banyak negara mengalami kasus yang mirip. Di mana terjadi pemulihan ekonomi yang cepat setelah pembukaan lockdown akibat COVID-19. Tetapi kebangkitan dan ancaman gelombang kedua Covid menimbulkan kekhawatiran ekonomi kembali tertekan. Ketiga, pekan ini pasar menanti hasil pemilu AS pada 3 November 2020. Berdasarkan hasil survei Reuters, saat ini kandidat presiden dari Partai Demokrat Joe Biden di atas Presiden Donald Trump secara nasional sebesar 10 persen. Tetapi masih ada persaingan di sejumlah negara bagian yang diperkirakan akan menentukan hasil akhir siapa yang terpilih. Hal ini ditambah pengalaman empat tahun lalu di mana jajak pendapat serupa tidak memprediksi kemenangan Trump. Ada potensi pertarungan hukum antara Partai Republik dan Demokrat tentang cara menghitung suara telah meningkatkan risiko perdebatan akan hasil pemilu. "Hal ini merupakan faktor negatif bagi pasar keuangan," tandasnya. Keempat, kata Hans Kwee, Moderna sedang mempersiapkan peluncuran secara global dari vaksin virus corona. Vaksin Moderna dikembangkan dengan bantuan National Institutes of Health. Moderna menjadi salah satu perusahaan pembuat vaksin covid terdepan. Pekan lalu perusahaan telah menyelesaikan pendaftaran untuk uji coba tahap akhir yang melibatkan 30.000 peserta. Pada minggu lalu ada 25.650 peserta telah menerima dosis ke dua vaksin COVID-19. Perusahaan mengharapkan penilaian dari dewan pemantauan keamanan tentang hasil uji coba. Vaksin bila berhasil dapat digunakan untuk keperluaan darurat pada Desember jika mendapat hasil positif dari uji coba sementara pada November. Sampai akhir tahun vaksin yang ada hanya untuk keperluaan darurat. Sehingga masalah covid masih akan menjadi perhatian pelaku pasar. Kelima, ECB mempertahankan suku bunga dan menjaga lingkungan kebijakan moneter tidak berubah. ECB mengindikasikan akan memberikan kebijakan tambahan di zona Eropa pada Desember. Hal ini tidak lepas dari perkiraan gangguan ekonomi akibat langkah penguncian baru di sebagian negara di benua Eropa. Nampaknya langkah ini mungkin sekali diikuti oleh bank sentral lain mengingat terjadi peningkatan kasus COVID-19 di berbagai tempat. Keenam, musim laporan keuangan kuartal III masih menjadi perhatian pelaku pasar. Data dari Refinitiv menunjukan sekitar 260 perusahaan dari dalam Indeks S&P 500 telah melaporkan kinerjanya pada kuartal ketiga. Ada 85 persen melaporkan kinerja yang lebih baik dari perkiraan. Hal yang sama juga akan terjadi di emiten BEI. Karena penerapan PSBB transisi mendorong ekonomi naik. Tetapi, sebagian saham mulai terkoreksi lebih.  Hal ini disebabkan aksi ambil untung dan ancaman gelombang kedua COVID-19. Serta langkah yang diambil banyak negara dengan melakukan penguncian kembali. Ketujuh, perundingan Brexit menjadi sisi lain yang diperhatikan pelaku pasar di tengah pandemi. Semakin mendekati deadline Brexit membuat perundingan Inggris dan Uni Eropa mendapat perhatian. Inggris diperkirakan akan mengecam baik Uni Eropa maupun USA atas praktik perdagangan yang "merusak". Karena Inggris berupaya untuk mengamankan pengaturan perdagangan pasca Brexit dengan kedua sekutu utamanya. "Sulit mendapatkan kesepakatan yang saling menguntungkan bagi kedua belah pihak membuat sentimen ini cenderung negatif bagi pasar keuangan," ujarnya. Dan sentiment ke delapan, pasar saham Indonesia selesai dari libur panjang. Berpeluang melakukan adjust terhadap pergerakan pasar luar negeri yang cenderung terkoreksi. Ia menambahkan, pelaku pasar menanti pengumuman pertumbuhan ekonomi kuartal ke III dan lanjutan laba perusahaan. Naiknya kasus COVID-19 menjadi tekanan bagi pasar saham dunia. "Melihat perkiraan sentimen itu, maka IHSG berpeluang konsolidasi melemah di pekan ini dengan support di level 5,095 sampai 5,000 dan resistance di level 5,182 sampai 5,200," tutupnya. (fey/eny)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: