Hobi Lama yang Bangkit Kembali saat Pandemi

Hobi Lama yang Bangkit Kembali saat Pandemi

OLEH: WAHID FATHCKUR R.*

Sejak pandemi COVID-19, pemerintah menetapkan aturan social distanching dan mengurangi aktivitas masyarakat di luar rumah pada era new normal ini. Sehingga perlahan mempengaruhi pola hidup dan kebiasaan masyarakat.

Berawal dari kebosanan, banyak orang yang mulai mengeksplorasi kegiatan atau hobi baru. Antara lain seperti: Pertama, bercocok tanam. Minat bercocok tanam mulai trending kembali di masa pandemi. Hal tersebut terlihat dari melonjaknya jumlah pemesanan bibit dan peralatan tanaman di sejumlah toko dan pasar online di Samarinda. Bercocok tanam merupakan aktivitas yang mudah dan memiliki kesenangan tersindiri bagi peminatnya. Dengan bercocok tanam, kita dapat menghiasi halaman rumah dengan berbagai jenis tanaman. Mulai dari sayur-sayuran, tanaman obat, dan tanaman hias.

Saat ini penanaman sudah tak lagi harus bergantung pada media tanah dan lahan yang luas. Karena dengan adanya sistem hidroponik, kita dapat bercocok tanam walau dengan lahan yang minim dan tanpa menggunakan media tanah. Selain sebagai aktivitas tambahan bercocok tanam juga dapat menghasilkan uang tambahan untuk menambah pasokan dapur.

Seperti halnya Ibnu (23), mahasiswa IAIN Samarinda. Ia punya banyak waktu untuk bercocok tanam. Karena penerapan sistem perkuliahan online memberikan waktu luang untuk berkegiatan di rumah. Berawal dari niat coba-coba, Ibnu mengisi waktu luangnya dengan membuat kebun sayur-sayuran dengan sistem hidroponik di pekarangan rumahnya. Setelah beberapa kali sukses panen dan keuntungannya lumayan, kini Ibnu mulai memperluas kebun sayurnya sebagai lahan bisnis pribadinya.

Kedua, memelihara ikan hias. Ikan hias mulai naik daun di masa pandemi. Terlihat dari ramainya komunitas serta pasar online di bergabagai media sosial di Samarinda. Dari beberapa jenis ikan hias, yang paling laku keras di pasar salah satunya adalah jenis ikan cupang. Karena warna dan ekornya yang indah dan perawatannya yang mudah. Hal itu membuat ikan ini banyak diburu di pasar. Proses budi dayanya pun tergolong mudah dan tidak terlalu menguras biaya. Sehingga bisa menghasilkan rupiah.

Seperti halnya yang dirasakan salah satu Breeder Cupang di Samarinda. Sebut saja paijo (24). Ia berprofesi sebagai ojek online. Di masa pandemi, orderan yang didapat dari ojek online dirasa menurun. Sehingga ia berinisiatif untuk mencoba budi daya ikan cupang. Karena didasari hobi, Paijo menekuni budi daya ikan cupang. Sampai saat ini sudah berjalan lima bulan. Omset yang didapat saat panen mencapai Rp 1-2 juta rupiah per lubuk.

Ketiga, kerajinan tangan. Mengisi waktu luang dengan membuat kerajinan tangan mulai ramai di masa pandemi. Terlihat dari banyaknya postingan-postingan di media massa yang memasarkan hasil karyanya. Seperti hasil rajut, lukisan, dan desain rak hias. Bagi yang punya keahlian ini, mungkin bisa menjadi ladang usaha tambahan. Sembari mengisi waktu luang.

Ini pula yang dilakukan Edi (40). Warga Kecamatan Palaran. Sejatinya, ia bekerja sebagai buruh di salah satu pabrik kayu. Karena dirasa pesanan kayu berkurang di masa pandemi, Edi mengisi waktu luangnya untuk membuat rak hias dari bahan kayu bekas di tempat ia bekerja. Alhasil, dalam beberapa bulan ini pendapatannya dari penjualan rak kayunya tergolong cukup untuk biaya hidup keluarganya. (*Mahasiswa Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: