Kekuasaan Pangeran Saudi di Ujung Tanduk
Dia dikatakan sebagai salah satu dari tiga suara yang berbeda pendapat dalam pemungutan suara untuk menunjuk MBS sebagai putra mahkota pada 2017.
Dengan berkurangnya kesehatan ayahnya, para analis mengatakan, MBS bisa memobilisasi untuk mentransfer kekuasaan kepada dirinya sendiri ketika Raja Salman masih hidup.
Untuk melakukan itu, ujar Iyad Baghdadi (kepala Yayasan Kawaakibi dan seorang aktivis online yang menjadi sasaran Kerajaan Saudi), ia akan membutuhkan persetujuan Dewan Kesetiaan.
“Dia perlu mengumpulkan para loyalis dan menyingkirkan siapa pun yang bisa menghalangi langkahnya. Maka dari itu, ia melakukan penangkapan,” ucap Baghdadi. Dia menambahkan, sang pangeran perlu mengambil tindakan sekarang. Untuk naik takhta. Sebelum KTT G20 dan Pemilu AS pada November mendatang.
Langkah seperti itu akan menandai perubahan besar dalam kekuasaan yang ditransfer di Saudi. Sejak 1953, suksesi telah bergerak secara horizontal di antara putra-putra pendiri Saudi, Abdulaziz Ibn Saud.
Namun mengguncang aturan yang telah berlangsung lama selalu menjadi strategi MBS, yang dipandang oleh banyak orang sebagai sosok yang berani dan berpolarisasi.
“Kami mengenalnya sebagai impulsif, keras kepala, dan tidak dapat diprediksi,” sergah Ottaway kepada Los Angeles Times. “Dia membuktikannya sendiri.”
***
Beberapa anggota keluarga penguasa dan elit bisnis Saudi telah menyatakan keputusasaan mereka terhadap kepemimpinan MBS. Setelah serangan terbesar terhadap infrastruktur minyak kerajaan Saudi bulan lalu.
Ini telah memicu kekhawatiran di antara beberapa cabang terkemuka dari keluarga Al Saud yang berkuasa—yang jumlahnya sekitar 10.000 orang—tentang kemampuan putra mahkota itu untuk mempertahankan dan memimpin negara eksportir minyak terbesar di dunia tersebut.
Serangan itu juga telah memicu ketidakpuasan di antara beberapa kalangan elit yang percaya bahwa putra mahkota itu telah berusaha terlalu kuat. Untuk mempertahankan kekuasaan.
Beberapa dari orang-orang yang berbicara secara anonym ini mengatakan, peristiwa tersebut juga memicu kecaman di antara mereka yang percaya bahwa ia telah mengejar sikap yang terlalu agresif terhadap Iran.
“Ada banyak kebencian terhadap kepemimpinan putra mahkota,” kata salah satu sumber, seorang anggota elit Saudi yang memiliki hubungan dengan kerajaan. “Bagaimana mereka tidak dapat mendeteksi serangan itu?”
Orang ini menambahkan, beberapa orang di kalangan elit mengatakan, mereka “tidak percaya” pada putra mahkota—sebuah pernyataan yang digemakan oleh empat sumber lainnya dan diplomat senior.
Namun putra mahkota memiliki pendukung yang setia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: