Pentingnya Pembekalan Proses Bisnis dalam Pendidikan Vokasi

SHIFTING PERAN
Dunia berubah sangat cepat dan berdampak pada beberapa sektor kehidupan manusia. Termasuk sektor pendidikan. Dengan perubahan yang terjadi, maka akan mempengaruhi sistem, sumber daya manusia, dan strategi yang akan dilakukan untuk bisa adaptif dan lincah (agile) dalam menghadapi perubahan tersebut.
Program jangka panjang harus diimbangi dengan memperbanyak SME yang bisa memberikan pembekalan proses bisnis. Program pemagangan tenaga pendidik ke industri harus dilakukan percepatan. Juga dilakukan monitoring serta evaluasi yang intensif. Program pemagangan tenaga pendidik tidak hanya fokus pada keahlian hard skills. Namun juga fokus pada keahlian soft skills. Di mana tenaga pendidik diharapkan selain memberikan materi teori dan praktek, juga sebagai mentor dan coach yang baik untuk peserta didik.
Secara tidak langsung dan tahap demi tahap terjadi pergeseran (shifting) peran pendidik yang setiap hari akan memerankan empat fungsi secara simultan: sebagai leader, manager, trainer dan facilitator. Jika program pemagangan tenaga pendidik dilakukan secara serentak, maka ini merupakan skema besar. Perlu dukungan kuat dari semua pihak: pemerintah, pimpinan institusi pendidikan vokasi, dunia usaha/industri, dan seluruh stakeholder.
BUDAYA BELAJAR DAN KERJA
Salah satu aspek kualitas tenaga kerja yang dapat disiapkan mulai dari sekarang adalah bagaimana membekali para calon tenaga kerja dengan kebiasaan-kebiasaan yang dapat menunjang produktivitas mereka dalam pekerjaan. Oleh sebab itu, sangatlah penting bagi mereka untuk menghindari hal-hal yang sebaiknya tidak dilakukan. Harapannya dapat dibiasakan mulai dari sekarang. Sehingga ketika mereka secara riil terjun dalam dunia kerja, mereka sudah mempunyai bekal berupa kebiasaan-kebiasaan. Bahkan budaya kerja yang sesuai dengan tuntutan pekerjaan. Singkatnya, budaya belajar ini sebenarnya dapat diadopsi menjadi budaya kerja yang bisa diterapkan di dunia kerja.
Salah satu hal yang dapat dilakukan selama belajar adalah memberikan program-program pelatihan yang berorientasi pada penanaman budaya. Yang akan berpengaruh ketika mereka berada dalam dunia kerja. Hal ini perlu disadari oleh semua pihak. Tidak hanya peserta didik. Tetapi juga melibatkan para pendidik, institusi pendidikan, bahkan desain kurikulum pembelajarannya.
Dalam dunia pendidikan dan pekerjaan, budaya belajar dan budaya bekerja merupakan dua hal yang sangat penting dan selalu berkaitan. Kedua hal tersebut tidak terjadi secara instan. Namun perlu melalui beberapa tahapan untuk membentuknya. Pendidikan sistem ganda (dual system education) yang menerapkan komposisi 30 persen teori dan 70 persen praktek ini merupakan salah satu cara untuk membawa peserta didik masuk ke lingkungan kerja. Agar mereka mudah beradaptasi dan kebiasaan-kebiasan yang dilakukan menjadi budaya dalam diri mereka. Begitu juga ketika mereka sudah memasuki lingkungan kerja. Budaya belajar jangan sampai ditinggalkan. Sementara itu, membangun budaya belajar di tempat kerja merupakan upaya untuk memberdayakan orang dalam mengejar pengetahuan. Hal ini akan berdampak pada setiap individu, kelompok, dan organisasi secara keseluruhan.
Untuk mengakhiri tulisan ini, izinkan penulis menyajikan sebuah quote dari Ben Bernanke yang sangat menginspirasi terkait pentingnya kualitas tenaga kerja terhadap keberhasilan ekonomi suatu negara, “No economy can succeed without a high-quality workforce, particularly in an age of globalization and technical change”. Artinya, tidak ada ekonomi yang berhasil tanpa adanya kualitas tenaga kerja, khususnya di era globalisasi dan perubahan teknis. (*Praktisi SDM dan Pemerhati Pendidikan Vokasi)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: