Lebih Dekat dengan Introver dan Ekstrover
OLEH: ISTIQOMAH WAHYU NINGSIH*
Di antara kita pasti ada yang pernah atau bahkan sering sekali mendengar tentang kepribadian introver dan ekstrover. Pastinya juga kita sudah sering mendengar isu-isu yang menyangkut keduanya. Adalah Carl Jung, salah satu tokoh besar dunia psikologis, yang pertama kali menelurkan istilah kepribadian introver dan ekstrover ini.
Jung menjelaskan, introversion merupakan kecenderungan seseorang dalam mendapatkan energi dari dalam diri dan berfokus pada hal-hal dalam diri. Sedangkan ekstroversion ialah kecenderungan seseorang untuk berfokus pada hal-hal di luar dirinya dan memperoleh energi dari hal itu.
Nah, jadi sebenarnya antara introver dan ekstrover merupakan salah satu dari cara seseorang untuk mendapatkan energi. Memang terdapat perbedaan yang cukup besar antara orang introver dan ekstrover dalam menyerap energi ke dalam tubuhnya. Yang satu bisa mendapatkan energi dengan lebih banyak melakukan me time. Sedangkan yang lainnya dengan cara bersosialisasi dengan banyak orang.
Namun, yang disayangkan dari penggunaan kedua istilah kepribadian tersebut, belakangan ini ialah banyak dari kita yang belum faham betul dengan konsep sebenarnya tentang introver dan ekstrover. Tetapi begitu yakin mengklaim dirinya atau orang lain dengan sebutan introver atau ekstrover. Padahal untuk mengetahui jenis kepribadian kita secara khusus, perlu dilakukan tes psikologi yang tentu saja diadakan oleh ahlinya.
Youtuber Raditya Dika pun pernah mengangkat hal ini di kanal YouTube-nya. Ia membahas tentang maraknya orang-orang atau bahkan public figure yang dengan mudah menyebut dirinya sebagai seorang introver atau sebaliknya. Tanpa didasari pengetahuan tentang keduanya secara mendalam. Yang kemudian menjadikan banyaknya persepsi yang kurang tepat mengenai introver dan ekstrover.
Bebebrapa persepsi yang kerap kali menyertai antara introver dan ekstrover seperti introver cenderung lebih pintar dari ekstrover; orang ekstrover bakal lebih sukses dari orang introver; atau orang-orang yang ekstrover lebih jago berbicara dari pada orang introver. Tapi, apa memang benar begitu?
Tadi sudah dijelaskan secara umum introver dan ekstrover. Yang secara umum bermakna cara seseorang menyerap energi atau menemukan kesenangan ke dalam dirinya. Orang-orang yang memiliki kepribadian introver biasanya memiliki respons yang terbilang lambat terhadap sesuatu. Karena mereka adalah tipe orang yang pemikir. Orang-orang introver akan merasa sangat mudah lelah ketika dia berinteraksi secara berlebihan dengan orang lain. Berbeda dengan introver, orang-orang ekstrover adalah mereka yang merasa senang ketika sedang melakukan kegiatan bersama lingkungannya.
Si ekstrover ini memiliki respons yang cepat terhadap segala sesuatu yang terjadi di sekitarnya dan senang memecahkan masalah dengan cara berdiskusi. Ketika introver lebih senang menghabiskan waktu dengan dirinya sendiri atau dengan small circel-nya, lain halnya dengan ekstrover yang hobi ngobrol, nongkrong, atau diskusi dengan orang lain.
Tapi yang mana lebih pintar antara introver dan ekstrover? Keduannya memiliki kelebihan masing-masing. Tak ada yang lebih pintar. Meskipun introver cenderung lebih pemikir dari pada ekstrover, ini tak lantas menjadikan ia sebagai yang lebih pintar dari pada ekstrover. Karena itu hanya cara masing-masing tipe kepribadian dalam menemukan energi mereka.
Jadi tak ada hubungannya dengan intelegensi. Atau persepsi yang mengatakan ekstrover cenderung bisa menjadi pemimpin yang lebih baik daripada introver. Meskipun presepsi ini tak sepenuhnya salah, tapi tentu saja itu semua tergantung pada pribadi masing-masing individu. Presepsi semacam ini muncul karena mungkin didasari oleh sikap ekstrover yang bisa bersosialisasi dengan lingkungannya secara cepat dari pada introver. Sehingga menjadikannya sebagai leader yang lebih baik.
Meskipun ekstrover lebih cepat dalam membangun relasi dengan orang baru, bukan berarti introver adalah orang yang anti sosial dan tidak mudah untuk diajak berteman. Namun memang orang-orang introver cenderung lebih selektif dan ingin membangun hubungan yang lebih intim ketika berinteraksi dengan orang lain. Karena hal itu akan menguras lebih banyak energinya.
Kelebihan dari sikap introver ini ketika menjadi pemimpin, ia akan lebih memahami sikap dari bawahannya. Karena memiliki hubungan yang cukup erat. Karena introver adalah seorang yang pemikir. Sehingga ia bisa mengambil keputusan yang lebih matang ketika dihadapkan dengan tantangan dalam dunia kerja. (*Mahasiswi Institut Agama Islam Negeri Samarinda)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: