Bankaltimtara

Desa Padang Jaya Kelola 28 Hektare Lahan Padi untuk Ketahanan Pangan

Desa Padang Jaya Kelola 28 Hektare Lahan Padi untuk Ketahanan Pangan

Lahan sawah di Desa Padang Jaya.-Pemdes Padang Jaya-

PASER, NOMORSATUKALTIM - Desa Padang Jaya, Kecamatan Kuaro, Kabupaten Paser punya lahan persawahan seluas 28 hektare, untuk mendukung ketahanan pangan sebagai program dari pemerintah pusat.

Kepala Desa (Kades) Padang Jaya, Dzikri Zulkarnain menyampaikan melalui program yang diinisiasi brigade pangan. 

Atau program dari kementerian pertanian. Pihaknya akan memaksimalkan produktifitas padi.

Dalam pengelolaanya turut didukung dengan anggaran yang bersumber dari dana desa, sesuai dengan kebijakan Kementerian Desa yang mewajibkan 20 persen dana desa digunakan untuk ketahanan pangan.

BACA JUGA:Permintaan Sapi Kurban Naik Dua Pekan Jelang Iduladha

BACA JUGA:Wakar di Paser Curi Motor Terparkir di Klinik Tempat Kerja

'Kami berupaya memaksimalkan produksi padi dan mensupport melalui anggaran 20 persen yang diwajibkan dari Kementerian Desa, yaitu tentang penggunaan dana desa 2025," kata Dzikri Zulkarnain, Minggu (25/5/2025).

Dengan adanya dukungan anggaran, seyogyanya dapat membantu para petani jika memang mengalami kendala dari pembiayaan untuk mengelola lahan persawahan padi di Desa Padang Jaya.

Dana desa dialokasikan berupa bantuan kepada kelompok tani dengan memaksimalkan biaya sesuai dari kebutuhan petani.

BACA JUGA:Tiga Kandidat Dewas Perumdam Tirta Kandilo Lolos Wawancara

"Ada beberapa petani yang tidak produktif, jadi dicoba untuk didorong supaya lebih produktif," tuturnya.

Lahan padi di Desa Padang Jaya, katanya mampu panen sampai tiga kali dalam setahun dengan hasil produksi sebanyak 4 sampai 7 ton dalam satu hektare lahan.

Meski begitu, ia tak menampik adanya kendala yang bisa saja terjadi sehingga dapat menurunkan produktifitas padi yang dihasilkan. Beberapa diantaranya, seperti faktor cuaca, hama tanaman, hingga yang paling penting adalah ketersediaan pupuk.

Ia mengungkapkan saat ini ketersediaan pupuk sudah sangat jarang ditemukan, terutama pupuk bersubsidi, hal itu dapat diperparah bila harga pupuk mahal.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: