Terjadi Anomali Suhu Laut dan Shearline, BMKG Prediksi Kaltim Dilanda Hujan Lebat Sepekan
Suhu muka laut yang hangat di perairan sekitar Kaltim berpotensi memicu hujan deras selama sepekan. -Salsabila/Disway Kaltim-
BALIKPAPAN, NOMORSATUKALTIM - Hujan dengan intensitas sedang hingga lebat berpotensi mengguyur sejumlah wilayah Kaltim pada Minggu (10/8/2025), disertai kilat dan angin kencang selama sepekan.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut fenomena ini dipicu pola belokan angin (shearline) dan suhu muka laut yang hangat di perairan sekitar Kaltim.
Koordinator Bidang Data dan Informasi Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan Balikpapan, Diyan Novrida, mengatakan peringatan dini cuaca dikeluarkan pukul 09.35 Wita.
Peringatan ini berlaku hingga pukul 12.00 Wita. Kondisi tersebut dapat meluas ke beberapa kabupaten/kota lainnya.
"Wilayah yang masuk peringatan dini meliputi Kutai Kartanegara seperti Anggana, Muara Badak, Samboja, Muara Jawa, Sangasanga, Tenggarong Seberang, dan Marangkayu, serta Kutai Barat di Kecamatan Muara Pahu," jelasnya.
BACA JUGA:Ramalan Cuaca Kaltim dan IKN, 10 Agustus 2025, Cek di Sini!
Seluruh wilayah Balikpapan, Samarinda, dan Bontang juga berada dalam cakupan peringatan ini. Pantauan BMKG menunjukkan, hujan ringan mulai turun di Balikpapan sekitar pukul 11.00 Wita.
"Meski Agustus biasanya masuk musim kemarau, fenomena seperti ini tetap mungkin terjadi karena adanya anomali suhu laut dan pola angin," ujarnya.
Menurut Diyan, suhu laut yang hangat meningkatkan pasokan uap air di atmosfer, sementara shearline memicu terbentuknya awan hujan.
Ia juga mengungkapkan, bahwa peralihan sistem tekanan udara dan dinamika atmosfer di kawasan Indonesia timur turut memperkuat potensi hujan, bahkan di luar periode musim hujan normal.
BMKG memperkirakan peluang hujan dengan intensitas ringan hingga sedang masih terjadi di sebagian wilayah Kaltim selama sepekan ke depan.
BACA JUGA:DPD RI Usulkan Revisi UU IKN Masukan Klausul Pembentukan DOB di Wilayah Sekitarnya
Kondisi ini, sebutnya, memerlukan kewaspadaan, terutama bagi daerah rawan genangan dan banjir, serta lokasi dengan pepohonan besar di sekitar permukiman dan jalur transportasi.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:

