BRIN-YKAN Pasang Alat Bioakustik di Bentang Alam Wahea-Kelay
Praktik Lapangan Pemasangan alat bioakuistik.-istimewa-
Karena turut menguji coba e-DNA untuk mengukur kualitas lingkungan hutan hujan tropis.
Ia menambahkan bahwa kerja sama ini turut mendorong peningkatan kapasitas sumber daya manusia.
BACA JUGA:Sekda Kutim Bantah Isu Menghilang: “Saya Tugas Luar Daerah, Bukan Menghindar”
Herlina menekankan bahwa program-program YKAN dikembangkan berdasarkan riset ilmiah dan menghormati nilai budaya lokal.
Sejak 2007, Hutan Lindung Wehea telah menjadi laboratorium riset berbasis kearifan lokal, terutama hukum adat Dayak Wehea.
Kolaborasi antara BRIN dan YKAN direncanakan berlangsung selama lima tahun, hingga 2030.
“Menguatkan riset konservasi diharapkan menjadi pijakan untuk menjaga hutan Kalimantan dan keanekaragaman hayati di dalamnya,” ujar Herlina.
Kepala Pusat Riset Zoologi Terapan BRIN, Delicia Yunita Rahman, menjelasakna Kolaborasi ini bertujuan mengungkap fakta ilmiah dan menghasilkan rekomendasi berbasis sains untuk pengelolaan ekosistem tropis.
Khususnya di Bentang Alam Wehea-Kelay dan kawasan penting lainnya di Kalimantan.
“Melalui kerja sama ini, diharapkan lahir temuan ilmu pengetahuan serta produk riset yang dapat diterapkan dalam pengelolaan hutan dan satwa liar secara berkelanjutan,” ujarnya.
BACA JUGA:Ketua DWP Kutim Jadi Orang Tua Asuh Balita Stunting
Delicia menyebut BRIN dan YKAN memiliki kesamaan strategi dalam hal konservasi berbasis sains.
Kolaborasi ini menjadi salah satu langkah konkret dalam mendukung pembangunan berkelanjutan dan perlindungan keanekaragaman hayati.
Apa itu alat bioakustik?
Alat bioakustik adalah perangkat yang digunakan dalam studi bioakustik, yaitu ilmu yang mempelajari suara hewan dan interaksi mereka dengan lingkungan.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
