BRIN-YKAN Pasang Alat Bioakustik di Bentang Alam Wahea-Kelay
Praktik Lapangan Pemasangan alat bioakuistik.-istimewa-
KUTIM, NOMORSATUKALTIM - Kawasan Wehea-Kelay, yang terbentang antara Kutim-Berau, memiliki beragam kekayaan flora dan fauna.
Kawasan ini dikenal sebagai habitat penting bagi berbagai jenis flora dan fauna, seperti orang utan.
Selain orang utan, kawasan Wehea-Kelay juga menjadi habitat bagi 77 jenis mamalia, 271 jenis burung, dan 117 jenis herpetofauna.
Sebagian besar mamalia yang ditemukan berasal dari ordo Primata, Carnivora, dan Artiodactyla.
BACA JUGA:Pergub Kaltim 49 Tahun 2024 Cuma Berlaku di Provinsi, Kabupaten/Kota Boleh Mengikuti
Pengelolaan Bentang Alam Wehea-Kelay melibatkan 23 pihak. Termasuk pemerintah, sektor swasta, LSM, masyarakat adat, perguruan tinggi, dan lembaga penelitian.
Beberapa perusahaan yang terlibat telah mengantongi sertifikat Pengelolaan Hutan Produksi Lestari, bahkan sebagian sudah mendapatkan sertifikasi Forest Stewardship Council (FSC).
Sementara itu, Hutan Lindung Wehea dikelola langsung oleh Masyarakat Adat Wehea berdasarkan hukum adat.
BACA JUGA:Anggota DPR RI Dapil Kaltim Tinjau Infrastruktur Kutim, Dorong Percepatan Perbaikan Jalan Nasional
Salah satu bentuk pengelolaan di Wehea Kelay adalah mealui riset yang dilakukan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Riset in mencakup pengembangan Indeks Kualitad Habitat (IKH) melalui pendekatan teknologi canggih seperti bioakustik dan environmental DNA (e-DNA).
Teknologi ini dinilai mampu memberikan gambaran akurat mengenai kondisi ekologis suatu kawasan.
“YKAN (Yayasan Konservasi Alam Nusantara) sangat terbuka terhadap pengembangan riset dan teknologi konservasi, seperti penggunaan kamera jebak dan metode bioakustik,” kata Direktur Eksekutif YKAN, Herlina Hartanto.
Menurut Herlina, kerja sama ini juga menjadi langkah inovatif dalam konservasi.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
