Bankaltimtara

PTMA Soroti Moto Kampus Berdampak dan Tantangan Masa Depan Pendidikan Tinggi

PTMA Soroti Moto Kampus Berdampak dan Tantangan Masa Depan Pendidikan Tinggi

Ketua Majelis Pendidikan Tinggi, Penelitian, dan Pengembangan (Diktilitbang) Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Bambang Setiaji, saat diwawancarai langsung.-salsabila/disway kaltim-

BALIKPAPAN, NOMORSATUKALTIM - Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah (PTMA) 2025 di Balikpapan menjadi panggung evaluasi arah bagi pendidikan tinggi Muhammadiyah.

Forum tersebut menyerukan urgensi transformasi kampus menjadi aktor perubahan yang menjawab kebutuhan masyarakat dan zaman.

Ketua Majelis Pendidikan Tinggi, Penelitian, dan Pengembangan (Diktilitbang) Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Bambang Setiaji, menegaskan bahwa PTMA ke depan harus menjadi 'kampus berdampak', yang relevan dengan kebutuhan umat, bangsa, dan dunia industri.

"Pendekatan kami bukan hanya Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK) dari sisi teori, tapi juga dari data dan realitas umat Islam saat ini," kata Bambang saat ditemui langsung, pada Kamis (12/6/2025).

Dalam pandangannya, kampus yang berdampak berarti memiliki kontribusi di tiga aspek utama yakni keagamaan, sosial-politik, dan ekonomi.

Di bidang keagamaan, Bambang mengharapkan lulusan PTMA tetap religius di tengah kemajuan teknologi dan masyarakat modern. Begitupun di bidang sosial-politik, mahasiswa dididik menjadi pribadi demokratis, toleran, serta patuh hukum.

Sementara dalam sektor ekonomi, pendidikan tinggi Muhammadiyah didorong menghasilkan inovasi berbasis teknologi, termasuk manufaktur dan ketahanan pangan.

Bambang menyampaikan bahwa riset di perguruan tinggi tidak boleh berhenti pada publikasi atau keputusan teoritik semata, melainkan harus sampai pada tahap hilirisasi.

"Riset harus bisa dilaksanakan masyarakat. Jangan berpikir riset yang canggih dulu. Yang bisa diterapkan, itu yang berdampak," ujarnya.

Konsep AIK yang berkemajuan turut menjadi fokus. Menurutnya, AIK tak sekadar simbol, namun harus mampu menjawab tantangan zaman.

Ia mencontohkan respons Muhammadiyah terhadap pertanyaan keagamaan kontemporer, termasuk soal hukum aset digital seperti bit coin yang kini tengah dikaji dalam konteks syariat Islam.

Lebih jauh, Bambang menyebut bahwa kontribusi Muhammadiyah di sektor pendidikan dan kesehatan sudah mapan.

Kini saatnya, lanjut dia, Muhammadiyah masuk ke bidang industri dan teknologi, termasuk membangun konsorsium industri mobil listrik.

"Kalau pendidikan ada FKIP, kesehatan ada kedokteran dan ilmu keperawatan, maka industri pun harus kita masuki. Kita harus bersatu membangun kekuatan baru," ucapnya dihadapan Nomorsatukaltim.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: