Bankaltimtara

Stok Beras Aman, Disdag Samarinda Minta Warga Tidak Terprovokasi Isu Hoaks

Stok Beras Aman, Disdag Samarinda Minta Warga Tidak Terprovokasi Isu Hoaks

Salah satu toko beras yang berada di Kecamatan Samarinda Seberang.-Rahmat/Nomorsatukaltim-

SAMARINDA, NOMORSATUKALTIM — Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Samarinda memastikan ketersediaan stok beras di aman.

Masyarakat diminta tidak panik menyikapi beredarnya isu mengenai beras plastik atau beras oplosan, yang menurut Disdag belum pernah ditemukan di pasar-pasar tradisional maupun retail di Samarinda.

Kepala Disdag Samarinda, Nurrahmani mengatakan, bahwa pengawasan terhadap ketersediaan dan harga bahan pokok, termasuk beras, dilakukan secara rutin oleh tim pemantau di setiap pasar milik pemerintah.

"Setiap pasar ada satu petugas kami yang mencatat harga dan ketersediaan stok setiap hari. Laporan ini kami rekap per minggu, dan menjadi dasar kami untuk menganalisis kondisi pasar. Sejauh ini, stok beras aman dan tidak ada laporan terkait beras oplosan atau beras plastik," ujarnya, Selasa 15 Juli 2025.

BACA JUGA: Mentan Laporkan 212 Merek Beras Tak Standar, Kerugian Negara Capai Rp99 Triliun per Tahun

BACA JUGA: Penyerapan Beras Tinggi, Pemerintah Setop Impor Beras hingga 2026

Menurut Nurrahmani, stok beras SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan) yang disuplai oleh Bulog tersedia cukup dengan harga yang masih berada di bawah Harga Eceran Tertinggi (HET), yakni sekitar Rp65 ribu per 5 kilogram. Sementara itu, untuk beras premium, harga berada di kisaran Rp75 ribu per 5 kilogram.

"Menurut saya pribadi, harga premium itu masih sangat terjangkau. Bahkan saya sendiri pakai. Artinya, daya beli masyarakat Samarinda juga masih cukup baik," tambahnya.

Menanggapi isu beras plastik yang sempat muncul di beberapa daerah, Nurrahmani mengimbau masyarakat untuk tidak langsung mempercayai informasi yang belum terverifikasi. Ia menilai isu tersebut cenderung tidak masuk akal dari sisi biaya produksi dan logistik.

"Kalau kita pikirkan, produksi plastik untuk meniru bentuk beras dengan mesin tertentu pasti mahal. Belum lagi distribusinya. Jadi rasanya tidak logis untuk dilakukan secara masif," tegasnya.

BACA JUGA: Stok Beras Tembus 3 Juta Ton, Mentan: Tertinggi dalam 20 Tahun Terakhir

BACA JUGA: Resmi Berlaku! Pedagang Online Dipungut Pajak 0,5 Persen dari Omzet

Ia juga menambahkan bahwa pengawasan distribusi antar pulau berada di bawah wewenang instansi seperti Bea Cukai dan bukan Disdag. Namun, pihaknya tetap melakukan pengawasan ketat di tingkat distributor hingga ke pasar.

"Di tingkat lokal, pengawasan kami mencakup ketersediaan dan harga. Jika ada anomali atau isu yang berkembang, kami akan segera turun ke lapangan. Tapi sejauh ini, tidak ada indikasi beras oplosan atau plastik di Samarinda," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait