Reptile Expo Balikpapan jadi Ajang Edukasi, Masyarakat Diajak Kenali Satwa Eksotik Borneo
Para pengunjung Reptile Expo & Reptile Contest-Kaltim Bersisik Reptile Fest 2025 di Living Plaza Balikpapan.-Salsabila/Disway Kaltim-
BALIKPAPAN, NOMORSATUKALTIM - Suasana Living Plaza Balikpapan akhir pekan ini berbeda dari biasanya. Di area atrium, ratusan pengunjung berkerumun mengamati deretan kotak plastik berisi reptil berbagai jenis.
Ada piton dengan motif mencolok, gecko mungil berwarna-warni, hingga kura-kura darat (tortoise) yang berjalan pelan di dalam kandangnya.
Anak-anak tampak antusias mendekat, sementara sebagian orang tua memilih mengabadikan momen dengan kamera ponsel mereka.
Pameran dan kontes reptil ini dikemas dalam Reptile Expo & Reptile Contest-Kaltim Bersisik Reptile Fest 2025 Season II dengan tema "Reptile Pride of Borneo."
Ajang tahunan ini bukan hanya menjadi tempat unjuk koleksi satwa eksotik, tetapi juga wadah edukasi bagi masyarakat agar lebih mengenal reptil secara langsung.
Ketua Panitia Kaltim Reptile Festival, Rifki Rahmadhan, menjelaskan bahwa kegiatan ini diikuti oleh berbagai komunitas reptil dari Balikpapan dan daerah lain di Kalimantan Timur.
"Yang datang bukan hanya dari Balikpapan, tapi juga dari Samarinda, Bontang, Kutai Barat, Penajam, sampai Paser. Jadi gabungan dari berbagai komunitas, semua ikut berpartisipasi," katanya saat diwawancara Nomorsatukaltim, pada Minggu 31 Agustus 2025.
Menurut Rifki, motivasi utama digelarnya kegiatan ini ialah memberi ruang bagi para penghobi untuk memperlihatkan koleksi hewan mereka sekaligus mengedukasi masyarakat.
"Semua penghobi itu ingin hewannya ditampilkan, diujukkan. Jadi orang lain bisa melihat kebolehan hewan-hewan yang mereka pelihara."
"Tapi yang lebih penting, masyarakat juga bisa belajar mengenal reptil, termasuk jenis yang berbahaya," jelasnya.
Salah satu komunitas yang aktif terlibat adalah Barexo (Balikpapan Reptil Exotic), yang berdiri sejak awal 2000-an dengan anggota hampir 80 orang.
Rifki sendiri bergabung pada 2020. Selain aktif di pameran, komunitas ini juga memiliki kegiatan rutin seperti edukasi, penanganan reptil, hingga rescue ular dari lingkungan warga.
"Kalau ada laporan ular masuk ke kamar mandi, ke pekarangan, atau bahkan ke dalam rumah, kami siap turun langsung. Karena banyak orang awam bingung harus bagaimana menanganinya. Itu yang kami edukasikan juga, jangan pernah pegang ular kalau tidak tahu caranya, karena bisa berakibat fatal," terang Rifki.
Ia menegaskan bahwa semua ular itu dianggap berbahaya, sehingga masyarakat diminta tidak sembarangan menyentuh.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
