BACA JUGA: Tinggalkan Metode Open Dumping, Pemkab Paser Alihkan Sampah untuk Didaur Ulang
BACA JUGA: Praktisi Hukum Soroti Truk Batu Bara Melintasi Jalan Umum di Balikpapan
“Jadi saya minta majukan agar impor kita bisa segera ditekan,” tegas Bahlil.
Target Tekan Impor
Indonesia saat ini menghadapi kebutuhan minyak yang sangat besar, mencapai 1,6 juta barel per hari.
Dari jumlah itu, hanya 525 ribu barel per hari yang dapat dipenuhi dari produksi domestik.
Sisanya, 1,1 juta barel per hari, harus diimpor dalam bentuk minyak mentah maupun produk jadi.
BACA JUGA: Pembangunan Jalan Bypass Pasar Sepaku Capai Progres Signifikan sebagai Akses ke IKN
BACA JUGA: Cukup Alot, Penetapan UMSK Berau 2025 Ditunda
Proyek RDMP Balikpapan, yang menjadi salah satu andalan dalam menekan impor BBM, diharapkan mampu mengurangi ketergantungan Indonesia pada minyak impor.
Dalam beberapa tahun terakhir, Pertamina menguasai lebih banyak ladang migas di dalam negeri.
Saat ini, perusahaan plat merah tersebut mengendalikan 65 persen produksi hulu migas nasional.
Langkah ini termasuk pengambilalihan operasi ladang migas asing yang kontraknya telah berakhir.
BACA JUGA: Air Asia Berencana Tambah Flight dari Balikpapan, Bantu Sarawak Gaet 600 Ribu Wisatawan
BACA JUGA: Pemeriksaan Yasonna Laoly oleh KPK Kembali Dijadwalkan Ulang
Di Kalimantan Timur, misalnya, ladang minyak dan gas yang sebelumnya dikelola oleh Chevron kini berada di bawah kendali Pertamina Hulu Kalimantan Timur.
Sementara ladang gas besar di delta Sungai Mahakam yang sebelumnya dikelola oleh Total Indonesie kini dioperasikan oleh Pertamina Hulu Mahakam.