Namun, hingga saat ini, TPAS Manggar belum mampu memenuhi kapasitas tersebut karena sumber biomassa terbatas pada limbah pohon dari pemangkasan dan penebangan rutin kota, yang produksinya fluktuatif dan terbatas pada kegiatan harian pemangkasan yang bukan dilakukan khusus untuk memenuhi target biomassa.
Meskipun demikian, upaya ini sudah cukup membantu mengurangi akumulasi sampah organik yang sebelumnya hanya akan ditimbun di TPAS.
DLH dan TPAS Manggar tetap berupaya optimal dengan kapasitas yang ada dan memastikan bahwa sampah organik dari ruang publik kota tidak terbuang sia-sia, melainkan diolah menjadi biomassa.
PLN, di sisi lain, mengizinkan pasokan tambahan dari sumber biomassa lain jika diperlukan.
Seiring permintaan biomassa yang terus meningkat, ada upaya untuk melibatkan berbagai pihak, termasuk kelompok masyarakat dan sektor swasta, dalam proses pengolahan dan penyediaan biomassa.
Salah satu pihak ketiga, yakni Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM), kini terlibat dalam pengelolaan biomassa sebagai bagian dari program corporate social responsibility (CSR).
“KSM membantu menyediakan bahan baku dari luar sumber sampah DLH, yang mencakup kayu limbah dari lokasi lain atau hasil penebangan pohon, yang tidak diperjualbelikan sebagai kayu, melainkan diolah dari sampah atau limbah yang tidak memiliki nilai jual,” paparnya.
Kerja sama ini menguntungkan semua pihak, termasuk KSM yang mendapat tempat untuk mengumpulkan bahan baku. Di TPAS Manggar, pihak KSM menambah mesin pencacah mereka sendiri dan tenaga kerja, sehingga proses pengolahan bisa berlangsung lebih cepat dan lebih efisien.
Setelah biomassa siap, PLN membeli woodchip dan bahan bakar dari hasil olahan dengan harga yang ditentukan. Harga beli ini tidak tetap, tetapi mengikuti formula dari PLN yang mempertimbangkan harga pasar batu bara dalam tiga bulan terakhir serta nilai kalori yang dimiliki woodchip tersebut.
Proses sebelum pengiriman biomassa melibatkan pengujian laboratorium oleh PLN, yang mengambil sampel untuk memastikan bahwa produk woodchip dari TPAS Manggar memenuhi standar kalori, biasanya antara 3000-3500 kalori.
Jika memenuhi standar, maka biomassa tersebut dapat dikirim dan dihargai sesuai hitungan formula, tetapi jika kadar kalorinya di bawah standar, biomassa tidak akan diambil oleh PLN.
Sejauh ini, woodchip dari TPAS Manggar selalu lolos uji laboratorium dan memenuhi syarat, sehingga TPAS Manggar dapat mengirim pasokan secara teratur ke PLTU Teluk Balikpapan.
Kolaborasi dengan Pemasok Lokal: Langkah Tersendat
Agus Wahono, Direktur Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Balikpapan, menjelaskan bahwa target pasokan biomassa yang diharapkan PLTU masih belum tercapai.
Saat ini, PLTU menetapkan target 5000 ton per bulan, sementara KSM baru mampu memasok sekitar 10 ton per hari atau kurang dari 1000 ton per bulan.
“Ini disebabkan beberapa tantangan, termasuk kapasitas mesin yang belum optimal dalam menangani jenis kayu keras dan besar,” ucap Agus.