Cegah Hoax dan Isu SARA dalam Pilkada 2024, KPU Balikpapan Tegaskan Pentingnya Peran Media

Sabtu 14-09-2024,11:22 WIB
Reporter : Chandra
Editor : Didik Eri Sukianto

BALIKPAPAN, NOMORSATUKALTIM – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Balikpapan melakukan kolaborasi dengan berbagai pihak, salah satunya media. Hal itu untuk menjaga kondisi kota tetap kondusif selama kampanye Pilkada 2024 yang akan berlangsung 58 hari, yakni mulai 25 September hingga 23 November 2024 mendatang. 

Ketua KPU Balikpapan, Prakoso Yudho Lelono mengatakan, momentum Pilkada sering menjadi sasaran empuk bagi penyebaran berita palsu, yang dapat menimbulkan ketegangan di tengah masyarakat.

Untuk itu, dia menegaskan, bahwa KPU akan memastikan Pilkada 2024 berjalan lancar dan tidak sekadar memenuhi kewajiban formal. 

"Kami berkomitmen bahwa setiap kegiatan yang kami lakukan harus memiliki dampak nyata bagi masyarakat. Kegiatan ini bukan hanya untuk menggugurkan kewajiban, tetapi harus memberikan manfaat langsung," ungkapnya.

BACA JUGA: KPU Balikpapan Sosialisasi Partisipasi Pemilih pada Pilkada 2024

BACA JUGA: KPU Balikpapan Umumkan Hasil Tes Kesehatan Bapaslon Pilkada 2024, Hasilnya Alhamdulillah

Prakoso juga menekankan pentingnya kolaborasi semua pihak, terutama media yang juga memiliki peran krusial dalam menangkal hoaks dan isu SARA.

"Kami berharap selama 58 hari masa kampanye, Balikpapan tetap dalam keadaan kondusif seperti sebelumnya. Media memiliki tanggung jawab moral untuk menyajikan berita yang berimbang dan dapat dipercaya," ujar Prakoso.

Ketua KPU Balikpapan ini juga mengingatkan bahwa isu SARA sangat mudah dijadikan komoditas dalam kontestasi politik. 

"Kami berharap Pilkada ini tidak dinodai oleh isu hoaks atau SARA. Kita semua memiliki tanggung jawab untuk menjaga agar proses demokrasi berjalan dengan sehat dan bermartabat," tuturnya.

BACA JUGA: Pemkot Balikpapan Tegaskan ASN Wajib Netral pada Pilkada 2024

BACA JUGA: Bawaslu Ajak Mahasiswa Ikut Awasi Pilkada 2024 di Kaltim

Senada dengan Prakoso Yudho, Komisioner KPU Balikpapan, Suhardi, mengungkapkan bahwa ini adalah bagian dari strategi penting dalam menghadapi potensi isu hoaks dan ujaran kebencian selama Pilkada mendatang. 

Menurutnya, meskipun fase kampanye dan penetapan calon belum dimulai, antisipasi terhadap berbagai isu negatif harus dilakukan sejak awal.

“Kalau bicara Pilkada, kan ada kampanye-kampanye untuk mengajak bahwa pasangan A lebih baik dari pasangan B, kira-kira begitu. Sementara kita baru di fase akan penetapan bakal calon,” tuturnya kepada Nomorsatukaltim, Sabtu (14/9/2024).

Kategori :