Menurutnya, perilaku korupsi ini juga tidak hanya terjadi di lingkungan pemerintahan.
Namun dapat terjadi di semua kalangan, termasuk mahasiswa.
“Tanpa kita sadari, benih-benih korupsi memang sudah tertanam secara tidak langsung pada diri kita semua. Dari pameran ini saya mengetahui berantas perilaku tersebut mulai dari sesuatu yang kecil,” ujar Hamzah saat diwawancarai pada Selasa (10/9/2024).
Sementara itu, Dahri Dahlan selaku seniman juga menyampaikan, keterlibatan mahasiswa dalam pameran ini penting.
Sehingga pesan dari pameran yang membahas jurus-jurus tindakan korupsi dapat diresapi oleh mahasiswa.
“Perilaku korupsi memang cenderung dinormalisasi, terkadang orang bilang tidak apa dia korup yang penting dia membangun. Sebenarnya yang kita sampaikan dalam pameran ini hal-hal normatif saja tapi dikesankan kepada peserta mahasiswa, ini loh yang harus kita sadari,” jelasnya.
Apa yang diharapkan Dahri selaku Akademisi FIB Unmul akhirnya tercapai.
BACA JUGA : Devung Paran Dipastikan jadi Ketua DPRD Mahulu Periode 2024-2029
Mahasiswa datang ke pameran dan mengikuti diskusi dengan target apa saja yang harus mereka bawa pulang.
“Alhamdulillah beberapa yang bertanya tadi sudah masuk ke dalam persoalan. Apa yang kita inginkan terutama soal kesadaran bahwa korupsi itu harus diberantas, dan bentuk-bentuknya itu tidak boleh di sepelekan,” ujar Dahri pengajar mata kuliah kritik sastra.
Di samping itu, Dahri juga menyampaikan informasi healing alternatif yakni pameran CIYAAAT! melalui grup-grup WhatsApp dosen di FIB Unmul.
“Saya sebagai seniman sekaligus dosen sangat mengambil manfaat bagus karena ada fasilitas. Jadi ada tempat healing alternatif, yang ingin healing bersama anak dan keluarga tidak mau jauh-jauh dari Kota Samarinda. Healing nya dapat karya seni dan edukasinya juga dapat,” tuturnya.
BACA JUGA : Teras Samarinda Resmi Dibuka, Berikut ini Ragam Fasilitas dan Keunggulannya