Bermodalkan google map ia mencoba berjalan kaki sejauh 9 kilometer menuju Arafah.
Namun baru 1 kilometer jalan kaki ada pemeriksaan, dan Abdullah diminta putar balik.
"Untung enggak dideportasi. Kami meragukan tasreh yang diberikan palsu, karena enggak lolos," terangnya.
Barulah pada 9 Dzulhijjah, ia berhasil lolos menuju Arafah. Abdullah terpaksa kucing-kucingan dengan petugas dibalik ketatnya penjagaan.
"Karena niatnya ibadah, kami mau sampai di Arafah karena ini kuncinya dalam menjalankan ibadah haji," jelasnya.
Dirinya menuturkan, awalnya memilih travel haji yang beralamat di Jakarta karena iming-imingnya super manis, tak perlu antre bertahun-tahun.
Abdullah berangkat ibadah haji bersama istrinya, masing-masing uang yang dikeluarkan mencapai Rp 237,5 juta per jiwa.
Travel ini dipilih berdasarkan rekomendasi teman dari istrinya yang juga jamaah travel tersebut.
"Informasi yang saya dapat jamaah berangkat dengan travel itu ada 1.300 orang. Janjinya luar biasa. Saya tanyakan bagaimana fasilitasnya dan keamanannya, dijawab pokoknya aman, kunci haji ada dua maktab dan tasreh dan katanya mereka punya itu," ucap Abdullah.
Hingga akhirnya tertarik menggunakan travel itu. Tapi, begitu keluar visa malah visa ziarah yang diberikan.
Abdullah sempat bertanya, dirinya mengaku sempat diyakini jika itu tak masalah.
"Kita mau tarik (batal daftar) enggak bisa lagi, karena visa sudah keluar. Seharusnya sejak awal travel menyampaikan perjalanannya begini begitu, jadi kita enggak kaget," kata Abdullah.
BACA JUGA : Kloter Pertama Jamaah Haji Embarkasi Balikpapan Tiba, Satu Orang Meninggal di Tanah Suci
Akibat dari permasalahan yang ia alami selama menjalani ibadah haji, telah disampaikannya kepada direktur penyelenggara kegiatan haji tersebut dan hasilnya telah bersedia mengganti kerugian sebesar belasan juta rupiah.
"Jika memang berkenan mengganti kerugian dengan nilai rupiah, perlu dihitung secara keseluruhan, sebab fasilitas yang kami terima tidak sesuai dengan apa yang tertera di Kontrak pelayanan haji," ungkapnya.
Namun jika tak menyelesaikan masalah atau ada solusi dari musyawarah yang dilakukan, ditegaskannya bakal melaporkan agen travel tersebut ke Polda Kaltim.