SAMARINDA, NOMORSATUKALTIM - Angka penurunan prevalansi stunting di Kaltim lebih tinggi dibanding angka nasional, namun angka terebut masih jauh dari kata memuaskan.
Sebagai informasi, stunting adalah gangguan yang terjadi pada anak-anak dan berpengaruh terhadap pertumbuhan mereka.
Stunting memang menjadi momok yang sangat menakutkan, baik bagi pemerintah ataupun keluarga di Indonesia.
Untuk itu, pemerintah gencar melakukan intervensi secara masif dalam menekan angka stunting di Indonesia.
Salah satunya dengan membentuk Satuan Tugas (Satgas) percepatan penanganan stunting.
BACA JUGA : Enviro Goes to School, Upaya PT Berau Coal Ajak Semua Pihak Jaga Lingkungan
Percepatan penurunan stunting pada Balita adalah program prioritas pemerintah sebagaimana termaktub dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN 2020-2024) yang direalisasikan dengan pembentukan Satgas melalui Peraturan Presiden (Perpres) nomor 72 tahun 2021.
Target nasional pada tahun 2024, prevalensi stunting turun hingga 14 persen sedangkan di daerah berada di angka 12,83 persen.
Angka ini didapat selama tiga tahun belakangan dengan melakukan intervensi secara masif di 10 kabupaten/kota di Kaltim. Angka ini juga menungguli nasional.
“Penurunan prevalansi di nasional ditargetkan diangka 0,1 persen, namun di Kaltim kita berhasil mengungguli nasional, sebesar 1 persen,” ungkap Koordinator Program Manajer Satgas Stunting Kaltim, Masdar John pada Kamis (13/6/2024).
Namun, bagi Masdar upaya ini masih belum memuaskan.
BACA JUGA : Tingkat Konsumsi Ikan di Kaltim Tidak Merata, Berau Jadi yang Tertinggi
Target penurunan pada tahun 2024 secara nasioanal berkisar di angka 14 persen, sedangkan daerah berkisar di angka 12,83 persen.
Angka stunting di Kaltim sendiri masih berada di angka 22,9 persen.
"Artinya, kita harus punya target pada tahun ini harus menurunkan sebesar 10 persen,” tegas Masdar.