Dengan melibatkan anggota KWT sebanyak 15 orang, yang terbagi menjadi 10 orang di bagian produksi dan 5 orang sebagai pengolah pasca panen dari petani RT 009.
Musriani, yang akrab dipanggil Bu Uty, sebagai ketua KWT Cokelat Kulanta, menyampaikan rasa syukurnya atas peran yang dimainkan oleh Rumah Cokelat Kulanta dalam meningkatkan perekonomian keluarga perempuan di Kampung Labanan Makarti.
BACA JUGA : Kadinkes Kaltim 'Korbankan Diri' untuk Nyamuk Wolbachia: Seperti Kena Kejut
Melalui pelatihan yang diberikan, KWT telah mampu menghasilkan berbagai produk olahan cokelat, mulai dari cokelat batang hingga dodol cokelat.
"Keberadaan Rumah Cokelat Kulanta tidak hanya membantu secara ekonomi, juga memberikan tambahan kegiatan yang mempererat hubungan di antara para ibu di kampung," ucapnya.
Dengan dukungan dari Program Pemberdayaan Masyarakat PT Berau Coal, Rumah Cokelat Kulanta telah memperoleh berbagai perizinan dan sertifikasi resmi, seperti perizinan PIRT dan HAKI.
Transformasi ini telah membawa Rumah Cokelat Kulanta menjadi sebuah kelompok yang berbadan hukum dan menjadi bagian dari unit usaha BUMK Surya Jaya Abadi di Kampung Labanan Makarti.
Dengan komitmen yang kuat untuk memberdayakan perempuan dan mengembangkan industri cokelat lokal, Rumah Cokelat Kulanta terus menapaki jalan kesuksesan. Melalui integrasi antara pengembangan sektor ekonomi lokal dan pemberdayaan perempuan, Rumah Cokelat Kulanta menjadi teladan bagi upaya-upaya pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan.
Terpisah, Community Base Development Superintendent, Reza Hermawan mengungkapkan, Program prioritas PT Berau Coal adalah peningkatan ekonomi dan pendidikan. Rumah Cokelat Kulanta merupakan salah satu pengembangan bisnis unit dari (Badan Usaha Milik Kampung) BUMK Surya Jaya Abadi Labanan Makarti.
“BUMK merupakan lembaga ekonomi kampung yang sejalan dengan fokus pendampingan program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat, yaitu kemandirian ekonomi. BUMK sendiri merupakan lembaga yang turut berkontribusi dalam peningkatan ekonomi di kampung,” uangkapnya.
Tambahnya, Pendampingan PPM PT Berau Coal dimulai dengan meningkatkan sumber daya manusia melalui program pejuang SIGAP yang di mana bekerja sama dengan pemerintah daerah, YKAN ( Yayasan Konservasi Alam Nusantara) dan stakeholder terkait.
“Pihak PPM PT Berau Coal bekerja sama dengan pemerintah daerah, YKAN dan beberapa stakeholder terkait. Pendampingan budidaya dan inisiasi untuk hilirisasi Kakao di Kabupaten Berau, salah satunya adalah pendampingan terciptanya atau berdirinya Rumah Coklat Kulanta,” jelasnya.
BACA JUGA : Jokowi Beri 'Lampu Hijau', KemenPANRB Segera Hapus Ribuan Pejabat Eselon Daerah