Jelang EBIFF 2025, Pemprov Kaltim Targetkan Mampu Tarik 10 Ribu Pengunjung
Sekda Provinsi Kaltim, Sri Wahyuni saat hadiri Rapat Finalisasi EBIFF 2025-Rahmat Pratama-Disway Kaltim

BANNER DISKOMINFO KALTIM 2025 web--
SAMARINDA, NOMORSATUKALTIM – Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur tengah mematangkan persiapan menjelang pelaksanaan East Borneo International Folklore Festival (EBIFF) 2025.
Rapat finalisasi digelar di Ruang Sapta Pesona, lantai 2 Dinas Pariwisata Provinsi Kaltim, pada Selasa (22/7/2025), dipimpin langsung oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Kaltim, Sri Wahyuni.
Dalam rapat tersebut, Sri Wahyuni menegaskan bahwa persiapan kegiatan telah mencapai 85 persen. Namun, ia menekankan pentingnya cek and recheck di lapangan menjelang pelaksanaan gladi kotor yang dijadwalkan pada Kamis.
“Ini bukan rapat terakhir. Masih akan ada pengecekan kembali di lapangan. Besok pagi kami akan turun langsung untuk memastikan kesiapan,” ujarnya.
BACA JUGA : Pengguna BRImo Tumbuh 21,2 Persen Per Juni (YoY), Kini Sudah 42,7 Juta Pengguna
EBIFF tahun ini merupakan penyelenggaraan yang kedua. Sejumlah masukan dari tim pusat terkait standardisasi festival turut menjadi perhatian.
Di antaranya menyangkut kebersihan, utilitas, serta sistem penyelenggaraan yang lebih tertib dan profesional.
“Kita belajar dari tahun sebelumnya, agar pelaksanaan tahun ini lebih well-organized. Khususnya pada aspek sanitasi, tata pencahayaan, serta penataan alur tamu internasional,” tutur Sri.
Ia mengungkapkan, EBIFF diharapkan dapat memberi dampak ekonomi yang signifikan, terutama bagi pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif di Kalimantan Timur. Target pengunjung dipatok antara 5.000 hingga 10.000 orang.
BACA JUGA : Pemprov Kaltim dan YKAN Perpanjang Kerja Sama Lingkungan Lima Tahun ke Depan
“Event ini tidak hanya untuk ajang pertukaran budaya, tetapi juga sebagai momentum penggerak ekonomi, apalagi kita sedang berada di fase efisiensi anggaran sejak awal tahun,” ujarnya.
Menurut Sri, festival akan diisi dengan berbagai rangkaian kegiatan seperti pameran, pertunjukan seni budaya, kunjungan ke sekolah, hingga kolaborasi dengan seniman dari luar negeri. Antusiasme pengunjung tahun lalu menjadi tolok ukur optimisme tahun ini.
“Tahun lalu interaksi antara masyarakat dan pengisi acara dari Jepang serta Korea Selatan sangat positif. Mereka belajar budaya kita, dan kita belajar budaya mereka. Ini menjadi nilai tambah,” katanya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
