Bankaltimtara

TPT Samarinda Terus Turun Sejak 2020, Pengangguran Perempuan Masih Jadi Tantangan

TPT Samarinda Terus Turun Sejak 2020, Pengangguran Perempuan Masih Jadi Tantangan

Kepala Disnaker Samarinda, Yuyum Puspitaningrum.-(Disway Kaltim/ Rahmat)-

SAMARINDA, NOMORSATUKALTIM — Tekanan ekonomi belum sepenuhnya mereda bagi sebagian warga Kota Samarinda. Meski demikian, tren Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) justru menunjukkan pergerakan yang kian terkendali dalam 5 tahun terakhir. 

Data Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Samarinda memperlihatkan penurunan konsisten sejak 2020, dan diproyeksikan berlanjut hingga 2029.

Pada 2020, TPT berada di angka 8,26 persen. Setahun kemudian turun tipis menjadi 8,16 persen, lalu merosot signifikan pada 2022 menjadi 6,78 persen. 

Tren positif penurunan TPT berlanjut pada 2023 di level 5,92 persen dan kembali menurun pada 2024 hingga 5,75 persen.

BACA JUGA: DPRD Samarinda Minta Job Fair Benar-Benar Kurangi Angka Pengangguran

BACA JUGA: Pengangguran Kaltim Turun, Disnakertrans Siapkan Pekerja Hijau Hadapi Transisi Energi

Berdasarkan jenis kelamin, penurunan pengangguran laki-laki tercatat lebih tajam. Pada 2020, TPT laki-laki berada di angka 8,80 persen dan turun menjadi 5,01 persen pada 2024. 

Sebaliknya, TPT perempuan justru meningkat dari 7,36 persen pada 2020 menjadi 6,97 persen pada 2024. Kondisi ini menunjukkan bahwa pengangguran perempuan masih menjadi pekerjaan rumah besar bagi pemerintah daerah.

Proyeksi 5 tahun mendatang ditarget mengikuti pola serupa. Secara umum, TPT diperkirakan terus menurun, 5,57 persen pada 2025, 5,41 persen pada 2026, 5,24 persen pada 2027, 5,05 persen pada 2028, hingga 4,88 persen pada 2029. 

Pada 2029, TPT laki-laki diproyeksikan berada di angka 4,26 persen, sementara TPT perempuan 5,91 persen.

BACA JUGA: Pengangguran di Kalimantan Timur Didominasi Lulusan SMA

BACA JUGA: Fenomena Unik Balikpapan, Pengangguran Naik, tapi Kemiskinan Terendah se-Indonesia

Kepala Disnaker Samarinda, Yuyum Puspitaningrum, mengatakan pemerintah daerah menyiapkan sejumlah langkah strategis untuk menekan angka pengangguran, terutama di kelompok perempuan. 

Program pelatihan berbasis kebutuhan pasar kerja, sertifikasi kompetensi, serta penguatan lembaga pelatihan kerja menjadi fokus utama.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: