Samsun Sebut Pemerataan Listrik di Kaltim Lambat karena PLN Terlalu Monopoli
Muhammad Samsun. -salsabila/disway-
Dan terakhir pemakaian listrik per kapita 2.138 kWh di tahun 2025 (kWh/kapita/tahun). Tapi sayang, target-target itu tidak bisa berjalan sesuai harapan.
"Power plant yang mereka bangun tidak bisa langsung menyuplai listrik ke masyarakat. Sebab regulasi hanya mengizinkan PLN sebagai penyalur listrik."
"Sementara PLN ingin membeli dengan harga murah. Akhirnya, apa yang dibangun tidak berpengaruh terhadap elektrifikasi masyarakat. Padahal mereka di dekat sekitar tambang," sambungnya.
Samsun menyebut, hingga saat ini masih ada lebih dari 100 desa di Benua Etam yang belum teraliri listrik. Salah satu penyebabnya yaitu aturan yang hanya mengizinkan PLN sebagai satu-satunya distributor listrik untuk masyarakat.
BACA JUGA:Kebutuhan Daya Terpenuhi, PLN Klaim Tidak Ada Lagi Pemadaman
"Padahal jika regulasi diubah dan pasar listrik dibuka untuk lebih banyak pemain, maka tak menutup kemungkinan masyarakat bisa mendapatkan listrik dengan harga lebih murah dan otomatis aksesnya juga akan lebih mudah," bebernya.
Belajar dari pengalaman, ujar Samsun, di sektor lain yang sebelumnya dimonopoli pemerintah sudah bertransformasi menjadi lebih kompetitif dan menguntungkan masyarakat.
"Dulu telekomunikasi hanya dikuasai oleh Telkomsel, sekarang dengan adanya kompetitor seperti XL, iM3 dan Indosat, harga jadi lebih bersaing dan layanan lebih bervariasi," ungkapnya.
Ia pun menekankan agar PLN dapat membuat regulasi yang memudahkan masyarakat mendapatkan harga listrik lebih murah.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:

