Tahun Depan Pemkot Samarinda Berhemat: Rapat Cukup Minum Air Putih, Perjalanan Dinas Dibatasi
Wali Kota Samarinda Andi Harun.-Rahmat/Disway kaltim-
Ia juga menyoroti pentingnya perubahan budaya kerja aparatur pemerintah dalam pengelolaan sumber daya, termasuk penggunaan listrik dan fasilitas kantor.
“Kalau di rumah kita bisa hemat listrik, kenapa di kantor tidak. Ini kesempatan bagi kita belajar hidup disiplin dan hemat,” ucapnya.
Menurut Andi Harun, kondisi ini bukan sekadar tantangan, tetapi juga peluang untuk memperkuat kemandirian fiskal daerah.
Salah satu upaya yang disiapkan adalah pembentukan Samarinda Investment Center, yang akan mengelola aset-aset pemerintah kota agar lebih produktif melalui kerja sama dengan pihak swasta.
“Kami ingin aset pemerintah yang selama ini tidur bisa dimanfaatkan secara optimal. Ini bagian dari kreativitas lokal agar ketergantungan pada dana transfer bisa berkurang secara bertahap,” jelasnya.
Selain itu, Pemkot juga akan mengoptimalkan kontribusi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) seperti PDAM dan Varian Niaga, serta meningkatkan pendapatan dari sektor parkir dan kerja sama pemanfaatan aset.
BACA JUGA:Apresiasi Kegiatan Olimpiade Bahasa Arab, Kemenag Samarinda Sebut Sejalan dengan Program Kerja
“Pendapatan asli daerah masih bisa ditingkatkan tanpa harus membebani rakyat. Kami juga sedang menjajaki kemungkinan mendapatkan bagi hasil dari Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) melalui usulan ke pemerintah pusat,” tambahnya.
Sebagai bagian dari strategi jangka menengah, Pemkot Samarinda akan menggandeng perguruan tinggi untuk melakukan kajian akademik terhadap formula pembagian Dana Alokasi Umum (DAU) dan bagi hasil migas.
“Kami ingin memastikan perhitungan yang lebih adil berdasarkan data otentik, misalnya terkait panjang pipa gas alam yang melintasi wilayah Samarinda dan dampaknya bagi masyarakat,” tutur Andi.
BACA JUGA:60 Tahun Bankaltimtara, Semangat Inovasi dan Dedikasi untuk Kalimantan
Ia menegaskan bahwa meski terjadi penurunan pendapatan, belanja pegawai, TPP, dan honor P3K tetap aman.
Yang akan disesuaikan adalah belanja modal yang sifatnya bisa ditunda.
“Ini bukan bencana, tapi kesempatan bagi kita untuk memperkuat disiplin anggaran dan menumbuhkan kreativitas lokal. Saya yakin Samarinda bisa reborn pada 2027,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:

