Harga Jual hingga Rp 13 Juta, Cita-Cita Mendirikan Kampung Burung 

Harga Jual hingga Rp 13 Juta, Cita-Cita Mendirikan Kampung Burung 

Di tengah pandemi COVID-19, bisnis jual beli burung Murai Batu tetap laris. Jual beli dilakukan di rumah. Pembeli yang memang penghobi pun butuh hiburan di rumah. Khajjar Rohmah, Samarinda----------------------------------- Samarinda, DiswayKaltim.com- Burung jenis ini memang bernilai ekonomis. Murai Batu menjadi primadona di antara jenis burung-burung kicau lainnya. Para pencinta burung mungil berekor panjang ini, rela merogoh kocek jutaan rupiah untuk mendapatkan burung dengan kicauan indah ini. Di Kaltim sendiri, peternak burung ini belum banyak. Sehingga bisa menjadi peluang bisnis baru yang menjanjikan. Salah satu pengusaha yang sukses mengembangkan budi daya Murai Batu ini adalah Masdin. Warga Kecamatan Sungai Pinang, Samarinda. "Saya memang pencinta burung. Jadi awalnya hanya sekadar hobi. Ternyata prospek bisnisnya bagus," ujar Masdin kepada Disway Kaltim, Selasa (19/5). Ia menyebut, baru menekuni budi daya sejak Oktober 2018. Saat itu, ia baru saja membeli sepasang Murai Batu dari Malang. Kemudian beranak-pinak. Dan mulai ia jual. Ternyata permintaan burung ini cukup banyak dan terus meningkat. Terutama untuk jenis Murai Batu Medan. "Baru umur 1 sampai 2 bulan banyak permintaan," ujarnya. Melihat potensi pasar yang besar, Masdin mulai serius mengembangkan bisnis ini. Ia pun menghentikan usaha jual beli handphone dan mobil bekas miliknya. Demi bisa fokus mengurus usaha baru. Budi daya Murai Batu. Dengan modal Rp 150 juta, ia membeli tanah kavlingan ukuran 10×20 meter. Yang ia gunakan sebagai tempat kandang burung. Selain Murai Batu, Masdin juga mengoleksi beberapa jenis burung lainnya. Seperti Kenari dan Anis Kembang. Ini dia lakukan untuk melatih kicauan Murai Batu. "Semakin beragam kicauan yang dia dengar, maka akan semakin bagus. Dan semakin bernilai jual," tandasnya.   Harga yang dipatok Masdin pun beragam. Paling murah, mulai dari Rp 700 ribu hingga Rp 3,5 juta. Bahkan, ia juga pernah menjual dengan harga Rp 6 juta hingga Rp 13 juta untuk sepasang burung Murai Batu. Masdin menjelaskan, harga tersebut ditentukan oleh tampilan fisik, kicauan, dan daya tarung. Bisnis ini pun disebut Masdin termasuk bisnis yang mudah dikembangkan. Pertama, bisa dilakukan 24 jam di rumah. Mengurus burung ini pun cukup mudah. Hanya diberi pakan dan membersihkan kandang seminggu sekali. Waktu ternak pun terhitung cepat. Dalam sebulan, sudah bisa dipanen. Periode 7 hingga 8 bulan, sudah mendapatkan Murai Batu dewasa. Dan secara penghasilan, bisnis ini sangat menjanjikan karena tingginya permintaan. Bahkan di tengah pandemi sekali pun. "Alhamdulillah, nggak terdampak Covid. Pokoknya nggak sampai 2 bulan di kandang pasti sudah laku dijual," jelas Masdin. "Bulan ini saja sudah ada 4 orang yang inden ke saya," sambungnya. Pembelinya berasal dari berbagai daerah di Kaltim. Seperti Kutai Timur, Muara Wahau, Tenggarong, Samarinda. Bahkan sampai di luar pulau. Namun, menjalankan bisnis ini bukan tanpa kendala. Salah satunya pengiriman ke luar pulau membutuhkan biaya yang tidak sedikit. "Selain itu juga, ya namanya barang bernyawa. Harus hati-hati. Salah urus bisa mati," terang alumnus Fakultas Pertanian, Universitas Mulawarman (Unmul) ini. Masdin mengaku dalam sebulan, rata-rata ia bisa menjual 10 hingga 20 ekor burung. Dengan pendapatan di atas Rp 10 juta per bulan. Ia menarget, tahun ini ia menyiapkan 50 kandang untuk ternak. Ke depan ia juga berharap bisa menggerakkan ekonomi masyarakat melalui bisnis ini. Semakin besar bisnisnya tentu butuh sektor pendukung lainnya. Seperti pengrajin kandang dan peternak serangga untuk pakan burung. Bahkan ia bercita-cita ingin mendirikan kampung burung. Sebagai sentra bisnis budi daya burung. "Contohnya seperti Kampung Burung di  Klaten, Jawa Tengah. Perputaran uang di sana miliaran rupiah per bulan," ujarnya. Ia juga ingin mendirikan sekolah burung yang dilatih pengajar profesional. Untuk melatih burung-burung berkicau. Agar berprestasi mengikuti kontes kicau burung di skala nasional. Karena harga burung yang pernah memenangkan kompetisi. Bisa bernilai hingga ratusan juta. "Presiden Jokowi saja, pelihara juga Murai Batu. Jadi pasar burung ini, nggak ada matinya," tutupnya. (eny)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: