Kata Dokter Ini, Maag Bukan Pemicu Sakit Jantung

Kata Dokter Ini, Maag Bukan Pemicu Sakit Jantung

dr Djoen Herdianto. (Michael Fredy Yacob/Disway Kaltim) Samarinda, DiswayKaltim.com - Meninggalnya Ashraf Sinclair akibat serangan jantung masih jadi pembahasan. Beredar kabar penyebabnya karena maag. Hal itu dibantah Spesialis Jantung Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Wahab Syahranie (RSUD AWS) Samarinda Dokter Djoen Herdianto.   Walaupun sekilas gejala awal kedua penyakit ini hampir sama. Seperti nyeri pada ulu hati dan dada. Namun sebenarnya kedua penyakit ini tidak berkaitan. Katanya tidak ada yang bisa membedakan ciri-ciri awal penyakit ini selain harus diperiksa ke dokter. Mulai dari fisik hingga rekam jantung atau Elektrokardiogram (EKG). Ada beberapa jenis kematian mendadak akibat serangan jantung ini. Yaitu gangguan di pembuluh darah koroner. Pasalnya, pembuluh darah koroner ini berfungsi menyiplai oksigen dan makanan ke otot jantung. Agar jantung dapat berfungsi dengan baik. Seperti halnya irigasi di sawah atau ladang yang memberi air ke sawah. Kalau aliran terhambat, tanaman bisa layu bahkan mati. “Sama seperti pembuluh darah koroner. Kalau, pembuluh darah itu tersumbat dengan pola hidup yang tidak sehat. Menyebabkan otot jantung rusak dan kena daerah yang fatal, bisa meninggal mendadak,” katanya, saat ditemui Disway Kaltim, di ruang kerjanya, di RSUD AWS, Jalan Palang Merah, Samarinda, Kamis (20/2). Gejala paling umum adalah nyeri di dada. Namun, terkadang ada juga yang tiba-tiba meninggal. Jantung sekejap berhenti bekerja. Untuk itu, mengenali faktor resiko sangat penting. Yaitu, harus melihat garis keturunan. “Keluarga kita ini memiliki riwayat sakit jantung atau tidak. Kemudian riwayat meninggal meninggal muda. Nah itu salah satu faktor resiko yang harus kita ketahui. Karena, ada pasti yang dituruni. Kemudian, jejak penyakit yang pernah dialami keluarga. Baru dapat dikaitkan dengan keluhan,” jelasnya. Selain koroner, ada lagi yang menyebabkan serangan jantung. Yaitu gangguan struktur jantung. Kondisi ini terjadi sejak lahir. Atau kondisi bawaan. Mulai dari otot jantung, kutup jantung dan sekat jantung. Walaupun, ini merupakan kondisi bawaan sejak lahir, penderita harus mengenal dan mengetahui penanganannya. Selain itu, ada juga gangguan irama jantung. Ibarat mesin kendaraan. Ada dua kategori. Pertama, sistem bahan bakar. Kedua, sistem listrik dari aki kendaraan. Keduanya harus sinkron agar kendaraan bisa berjalan normal. Hal itu serupa dengan sistem kerja jantung. Bahan bakar dari koroner. Sementara, jalur listriknya itu ada di dalam otot jantung yang dinamakan jalur konduksi. Kalau mengalami gangguan yang bernama aritmia, dapat menyebabkan kematian mendadak. Aritmia ini adalah gangguan yang terjadi pada irama jantung. Penderita aritmia bisa merasakan irama jantungnya terlalu cepat, terlalu lambat, atau tidak teratur. Aritmia ini tidak memiliki keluhan. Susah untuk diketahui. “Kondisi ini sering terjadi kepada olahragawan. Secara fisik terlihat sehat. Padahal, ternyata kondisi jantungnya tidak normal. Saya sering mendapat pasien seprti ini. Jantungnya tidak seirama. Dari detak jantungnya cepat. Terus tiba-tiba langsung lambat. Ini menyebabkan orang terkadang langsung pingsan tidak sadarkan diri,” bebernya. Untuk itu, ia berpesan kepada masyarakat agar dapat memeriksa kondisi jantung sejak masih sehat. Agar, dapat diketahui penanganannya sejak dini. “Jangan tunggu sudah sakit baru mau periksa. Sudah terlambat. Harusnya dari sekarang sudah periksa kondisi jantung,” pungkasnya. (mic/boy).  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: