Cuaca Ekstrem dan Curah Hujan Tinggi Jadi Penyebab Inflasi di Balikpapan
Nelayan di Kelurahan Manggar, Balikpapan memilih tidak melaut akibat cuaca ekstrem belakangan ini, sehingga menyebabkan kenaikan harga ikan di pasar. -(Foto/ Istimewa)-
"Sebagian kami juga segan melaut kalau sudah hujan sepanjang malam," ungkap Selle.
Sementara itu, tomat yang biasanya didatangkan dari Jawa Timur dan Sulawesi Selatan mengalami keterlambatan pengiriman akibat cuaca buruk.
BACA JUGA: BPS Berau Klaim Jumlah Penduduk Miskin Menurun
BACA JUGA: Begini Upaya Pemkab Berau Tangani Banjir saat Hujan Tiba
Kapal pengangkut kerap terlambat tiba di Pelabuhan Semayang.
Tertahan Penurunan Harga Tiket dan Emas
Meski demikian, beberapa komoditas mengalami penurunan harga, seperti tiket pesawat, sabun mandi cair, dan emas perhiasan.
Menurut BPS, kebijakan pemerintah menurunkan harga tiket pesawat menjelang Natal dan Tahun Baru berhasil menekan inflasi.
Harga emas juga turun akibat rendahnya permintaan global, seiring dengan prioritas masyarakat pada kebutuhan perjalanan dan konsumsi.
BACA JUGA: Layanan Bandara Kalimarau Mencapai 95,47 Persen di Tahun 2024
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Balikpapan, Robi Ariadi, menyatakan bahwa optimisme konsumen terhadap kondisi ekonomi masih tinggi, meski sedikit melambat.
Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada Desember 2024 tercatat sebesar 143 persen, menunjukkan keyakinan terhadap daya beli dan ekspektasi ekonomi ke depan.
Namun, Robi mengingatkan adanya tantangan terkait pasokan pangan, terutama menjelang Ramadan, kenaikan upah minimum kota (UMK), dan pembangunan IKN Nusantara yang dapat meningkatkan konsumsi dan memicu inflasi.
"Kami akan terus bekerjasama dengan para pihak untuk menjaga tingkat inflasi daerah pada rentang target inflasi nasional tahun 2025 yaitu sebesar 2,5 persen plus minus 1 persen," ujar Robi.
BACA JUGA: Konflik Konsumen vs Pengembang GRA Karang Joang, Berujung Saling Lapor Polisi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: