Hati-Hati Uang Palsu dari Makassar Diduga Sudah Masuk Berau

Hati-Hati Uang Palsu dari Makassar Diduga Sudah Masuk Berau

Ilustrasi uang palsu.-(istimewa)-

BERAU, NOMORSATUKALTIM - Di media sosial kini ramai masyarakat yang membagikan foto uang palsu yang diduga buatan UIN Alauddin Makassar.

Apalagi, uang palsu bernilai triliunan rupiah itu sudah beredar luas di masyarakat. 

Pasalnya, uang tersebut juga disebut-sebut menyerupai uang asli keluaran Bank Indonesia, sehingga sulit dibedakan secara kasat mata.

Peredaran uang palsu ini diduga telah sampai ke Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, setelah sebuah video viral beredar di media sosial, menampilkan uang palsu yang meresahkan masyarakat.

Menanggapi hal itu, Polres Berau meminta masyarakat berhati-hati dengan peredaran uang palsu.

Kasat Reskrim Polres Berau, AKP Ardian Rahayu Priatna, mengimbau masyarakat untuk berhati-hati dalam melakukan transaksi tunai, dan selalu memeriksa keaslian uang yang digunakan.

"Kami mengimbau kepada masyarakat dan pedagang untuk lebih teliti dan waspada dalam setiap transaksi, terutama yang melibatkan uang tunai," kata Kasatreskrim Polres Berau, AKP Ardian Rahayu Priatna, Rabu (25/11/2024).

BACA JUGA : Libur Akhir Tahun Telah Tiba, Wamenpar Prediksi Kunjungan Wisatawan Domestik mencapai 100 Juta Orang

Menurutnya, imbauan ini ditujukan khususnya kepada pedagang di pasar tradisional dan pusat perbelanjaan, yang diperkirakan akan mengalami peningkatan aktivitas ekonomi selama libur Nataru.

"Kami terus mengingatkan masyarakat dan pedagang untuk selalu hati-hati, teliti, dan waspada dalam melakukan transaksi jual beli. Mengingat, libur sekolah dan Nataru, tentu saja aktivitas ekonomi akan meningkat," tuturnya.

Untuk mengantisipasi peredaran uang palsu, Polres Berau juga akan meningkatkan patroli di tempat-tempat keramaian, seperti pasar dan pusat perbelanjaan.

Dirinya menekankan pentingnya pengecekan uang yang diterima dengan metode 3D: Dilihat, Diraba, dan Diterawang. Langkah ini diharapkan dapat membantu memastikan keaslian uang yang digunakan dalam transaksi.

"Masyarakat dan pedagang diimbau untuk selalu memeriksa uang dengan teliti, dengan cara dilihat, diraba, dan diterawang. Ini penting untuk memastikan bahwa uang yang digunakan adalah asli, bukan uang palsu,” jelasnya.

Belum lama ini, Polres Berau menangani kasus peredaran uang palsu di wilayahnya, yng mana tersangka merupakan pria asal Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur.

Dari hasil pemeriksaan polisi, tersangka membeli uang palsu tersebut dari Jakarta melalui media sosial Facebook, yang selanjutnya uang palsu tersebut dikirim ke Berau untuk dipergunakan tersangka bertransaksi.

BACA JUGA : PSM Makassar Terancam Pengurangan Poin di Klasemen BRI Liga 1 2024/25 Imbas Kasus Mainkan 12 Pemain

"Tersangka juga berhasil ditangkap dengan barang bukti uang palsu sejumlah Rp 2,5 juta sisa transaksi. Uang itu diakuinya akan kembali digunakan untuk bertransaksi," bebernya.

Hingga kini, Polres Berau juga masih melakukan pengembangan terkait adanya potensi tersangka lain dalam kasus peredaran uang palsu itu.

“Kami tengah melakukan pengembangan terhadap tersangka. Tetap hati-hati dan waspada,” pungkasnya.

 Hal senada juga disampaikan oleh Kanit Pidum Satreskrim Polres Berau Ipda Yoga Fattur Rahman, dirinya juga mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai aksi-aksi kelompok tertentu atau oknum yang mengedarkan uang palsu.

Pasalnya, di Berau sudah beberapa kali ditemukan peredaran uang palsu, baik cetak sendiri maupun hanya oknum yang mengedarkan.

“Momen seperti ini yang biasanya dimanfaatkan oleh para pelaku, maka dari itu kami meminta masyarakat untuk bisa waspada,” ujarnya.

Dijelaskannya, segala aktivitas yang menggunakan uang biasanya menjadi sasaran pelaku. Modus-modus yang pernah digunakan oleh pelaku cukup beragam.

Di wilayah Berau, sempat ada peredaran uang palsu dengan modus berbelanja di toko atau warung-warung dengan menggunakan uang pecahan Rp 100 ribu maupun Rp 50 ribu.

Menurutnya, menjelang di hari-hari perayaan besar, pastinya banyak masyarakat yang melakukan penukaran uang. Sehingga, dirinya mengimbau kepada masyarakat agar melakukan penukaran uang tersebut ke bank.

BACA JUGA : Gawat! Pengedar Uang Palsu Beraksi di Samarinda, Polisi Tangkap 1 Pelaku

"Dipastikan itu jauh lebih aman, dan jangan tukar uang di pinggir jalan. Boleh saja di situ, tetapi kita harus lebih teliti lagi dan pastikan uang tersebut asli. Karena ditakutkan hal tersebut dapat dimanfaatkan oleh oknum-oknum tak bertanggung jawab,” tegasnya.

Dirinya juga mengimbau, kepada masyarakat Berau untuk segera melaporkan apabila ada menemukan peredaran uang palsu.

“Kalau ada menemukan segera lapor ke kami (polisi), agar kami bisa dengan cepat menindaklanjutinya,“ pungkasnya.

Diketahui, berdasarkan informasi yang dihimpun, sebanyak 17 orang telah ditetapkan sebagai tersangka terkait kasus ini

Mereka diduga terlibat dalam pembuatan dan peredaran uang palsu di dalam Kampus UIN Makassar.

Di antara para tersangka, dua di antaranya merupakan oknum pegawai Bank BUMN, sementara beberapa lainnya adalah pegawai di UIN Makassar. Para tersangka kini menghadapi ancaman hukuman penjara seumur hidup.

Menanggapi isu ini, Kepala Departemen Pengelolaan Uang Bank Indonesia (BI), Marlison Hakim, turut memberikan penjelasan.

Marlison mengingatkan masyarakat untuk selalu memeriksa keaslian uang menggunakan metode 3D: Dilihat, Diraba, dan Diterawang.

BACA JUGA : Gawat! Pengedar Uang Palsu Beraksi di Samarinda, Polisi TangWaspada Peredaran Uang Palsu Jelang Hari Raya Idulfitri 1445 Hijriahkap 1 Pelaku

“Jika masyarakat memiliki uang yang diragukan keasliannya, segera lakukan pengecekan di bank umum terdekat atau kantor Bank Indonesia,” ujar Marlison.

Ia juga menegaskan bahwa uang Rupiah kertas, khususnya Tahun Emisi (TE) 2022, telah dilengkapi berbagai inovasi teknologi pengamanan untuk meminimalisasi risiko pemalsuan.

Marlison memberikan contoh cara memeriksa keaslian uang pecahan Rp20.000 menggunakan metode 3D:

 Dilihat:

Gambar utama Pahlawan Nasional Dr. G.S.S.J. Ratulangi, dengan warna dominan hijau. Terdapat lambang negara Garuda Pancasila, gambar kepulauan Indonesia, dan motif khas Toraja seperti Motif Pa’Barana Toraja dan Pa’Siborongan Toraja. Benang pengaman anyaman dengan logo Bank Indonesia.

 Diraba:

Bagian tertentu uang terasa kasar, seperti pada gambar Dr. G.S.S.J. Ratulangi, angka nominal “20000,” tulisan “DUA PULUH RIBU RUPIAH,” serta gambar Garuda Pancasila. Kode tuna netra berupa garis di tepi kanan dan kiri uang.

Diterawang:

Tanda air berupa gambar Dr. G.S.S.J. Ratulangi. Electrotype angka “20” dan logo Bank Indonesia (rectoverso) terlihat jelas jika diterawangkan ke cahaya.

 

Bank Indonesia mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan segera melaporkan jika menemukan uang palsu demi menjaga stabilitas ekonomi dan kepercayaan masyarakat terhadap Rupiah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: