BPOM Ungkap Peredaran Herbal Berbahaya di Toko Jamu , Berikut ini Daftarnya

BPOM Ungkap Peredaran Herbal Berbahaya di Toko Jamu , Berikut ini Daftarnya

BPOM mengungkap peredaran obat bahan alam (herbal) mengandung bahan-bahan kimia.-(Foto/Dok.BPOM)-

Dalam operasi ini, petugas berhasil menyita sebanyak 218 item produk terdiri dari 217.475 pieces. 

Temuan ini menunjukkan peningkatan signifikan dari temuan serupa pada tahun 2023 yang bernilai ekonomi Rp2,2 miliar. 

BACA JUGA: Polsek Samboja Musnahkan Arena Judi Sabung Ayam di Samboja Barat yang Sempat Viral

BACA JUGA: Kasus Gondongan di Sekolah Meningkat, Dinkes Balikpapan Tegaskan Bukan Wabah Berbahaya

Mengenal Bahan Kimia pada Produk Herbal Temuan BPOM: Apa Dampaknya bagi Kesehatan?

Dalam operasi BPOM, ditemukan sejumlah produk herbal yang mengandung bahan kimia obat (BKO) berbahaya seperti sildenafil sitrat, fenilbutazon, metampiron, piroksikam, parasetamol, dan deksametason.

Berikut penjelasan mengenai masing-masing bahan:

1. Sildenafil Sitrat

Sildenafil sitrat adalah obat yang digunakan untuk mengatasi disfungsi ereksi dan hipertensi paru. 

Obat ini bekerja dengan melebarkan pembuluh darah, sehingga meningkatkan aliran darah ke area tertentu. 

Penggunaan yang tidak sesuai aturan atau tanpa resep dokter dapat menyebabkan efek samping seperti sakit kepala, gangguan penglihatan, dan bahkan risiko serangan jantung.

BACA JUGA: Kasus Keracunan Massal di Sebulu Ulu, Warga Tuntut Bawa ke Ranah Hukum

BACA JUGA: Bawaslu Kaltim Temukan 5 Dugaan Pelanggaran Selama Masa Kampanye

2. Fenilbutazon

Fenilbutazon adalah obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) yang digunakan untuk mengobati peradangan dan nyeri akibat gangguan rematik. 

Namun, obat ini jarang digunakan karena memiliki risiko efek samping yang tinggi, seperti kerusakan sumsum tulang, gangguan pencernaan, dan masalah ginjal. 

Penggunaan tanpa pengawasan medis sangat berbahaya.

3. Metampiron (Dipiron)

Metampiron adalah obat pereda nyeri dan penurun demam yang kuat, namun penggunaannya telah dilarang atau dibatasi di beberapa negara karena efek samping serius, termasuk risiko agranulositosis (penurunan drastis sel darah putih), yang dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: