Temuan Jatam Kaltim: 51 Korban Lubang Tambang Berguguran, Mayoritas Anak-anak

Temuan Jatam Kaltim: 51 Korban Lubang Tambang Berguguran, Mayoritas Anak-anak

Proses evakuasi korban tenggelam di lubang tambang yang terletak di Desa Bangun Rejo, Kecamatan Tenggarong Seberang, Kabupaten Kutai Kartanegara, Sabtu (14/9/2024).-(Foto/ Istimewa)-NOMORSATUKALTIM

SAMARINDA, NOMORSATUKALTIM - Tak sedikit nyawa berjatuhan di bekas lubang tambang di Kalimantan Timur (Kaltim). 

Jaringan Advokasi Tambang (JATAM) Kalimantan Timur mencatat, sepanjang 2011-2024 terdapat 51 korban meninggal akibat tenggelam di lubang tambang

Dinamisator JATAM Kaltim, Mareta Sari mengatakan, kejadian yang terus berulang itu merupakan kejahatan yang seharusnya ditindak secara serius.

“Sayangnya sangat diabaikan oleh pemerintah,” katanya saat diwawancarai NOMORSATUKALTIM, pada Senin (30/9/2024).

BACA JUGA: Paus Sperma 40 Ton Mati di Pesisir Pantai Balikpapan, Evakuasi Terkendala Pasang Surut Air Laut

BACA JUGA: Ratusan Nyawa Melayang Akibat Banjir Bandang yang Terjang Nepal

Perempuan yang kerap disapa Eta itu, mengingat jelas bagaimana perkataan Penjabat (Pj) Gubernur Kalimantan Timur, bahwasanya kasus tersebut bukan tugas pemerintah saja, namun perlu digaungkan bersama-sama oleh masyarakat sipil.

“Ini bukan hal baru, yang kita lakukan tidak hanya hari ini. Tapi teman-teman media, aktivis, dan mahasiswa, bahkan keluarga korban masih menyuarakan itu. Kita butuh keberanian serius dari pemerintah dalam penindakannya,” ucap Eta, sapaan akrabnya.

Dia menyebut, mayoritas korban adalah anak-anak. Sejumlah kasus tercatat, anak-anak tengah bermain di bekas lubang tambang yang tidak direklamasi.

Diketahui, dua anak-anak yang menjadi korban ke-50 dan 51, AAPJ (10) dan VRT (9), ditemukan meninggal dunia setelah tenggelam di sebuah kolam bekas tambang batu bara di Desa Bangun Rejo, Tenggarong Seberang, Kabupaten Kutai Kartanegara, pada Sabtu, 14 September 2024 lalu.

BACA JUGA: Kronologi Tenggelamnya 5 Remaja di Pantai Seraya Balikpapan, 1 Orang Tewas

BACA JUGA: WNA China Curi 774 Kilogram Emas Kalimantan, Negara Rugi Rp1 Triliun Lebih

Pasalnya, jarak lubang tambang sangat mudah diakses dari pemukiman penduduk. 

Eta mengungkapkan, pihaknya bertemu salah satu warga yang datang ke lubang tambang untuk mengambil sepeda salah satu korban di desa tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: