Dishub Samarinda Wacanakan Gunakan Bus Listrik Sebagai Angkutan Transportasi Massal

Dishub Samarinda Wacanakan Gunakan Bus Listrik Sebagai Angkutan Transportasi Massal

Kepala Dishub Samarinda, Hotmarulitua Manalu saat diwawancarai langsung di Swiss Bell Hotel, pada Kamis 18 Juli 2024.-Salsabila/Disway-

SAMARINDA, NOMORSATUKALTIM – Dinas Perhubungan (Dishub) Samarinda merencanakan adanya sistem trayek angkutan massal dengan akses nyaman di ibu kota. Mulai dari penggunaan bus umum berbahan bakar listrik, sampai pengaturan trayek angkutan. Pernyataan itu ditegaskan Kepala Dishub Samarinda Hotmarulitua Manalu. 

Trayek sendiri merupakan lintasan kendaraan bermotor umum untuk pelayanan jasa angkutan orang menggunaka mobil penumpang atau mobil bus, yang mempunyai asal dan tujuan perjalanan, lintasan dan jenis kendaraan tetap, serta berjadwal atau tidak berjadwal. Hal demikian berdasarkan pada Peraturan Menteri Perhubungan PM 15 Tahun 2019, terkait penyelenggaraan angkutan orang dengan kendaraan bermotor umum dalam trayek. 

Sosialisasi trayek itu disampaikan melalui Focus Group Discussion (FGD) trayek angkutan massal aksesibilitas nyaman, di Swiss Bell Hotel, Kamis 18 Juli 2024. 

BACA JUGA:Selain Menertibkan, Operasi Patuh Mahakam 2024 juga Ditujukan untuk Menekan Kecelakaan Lalu Lintas

Dalam FGD tersebut membahas tujuh trayek utama yang menggunakan bus sedang dan bus kecil. Kemudian enam trayek feeder menggunakan mobil penumpang seperti angkot-angkot yang akan di operasikan di Kota Samarinda. 

Pria yang kerap disapa Manalu itu menjelaskan, yang dimaksud feeder adalah angkutan yang menyambungkan dari jalan lingkungan ke jalan utama.

“Sehingga semua dapat terintegrasi, jadi kedua permintaan dari pimpinan (Wali Kota) itu awal Agustus sudah ada paparan terakhir, apa konsep yang mau di ambil. Tapi secara regulasi yang kita usulkan adalah angkutan umum yang berkonsep by the service atau membeli layanan,” ucap Manalu sapaan akrabnya.

Selain membayar per-rupiah setiap kilometernya, dengan skema by the service dapat lebih efisien.

“Kalau kita beli itu jatuhnya nanti plat merah, bahan bakar maupun listrik yang akan dikenakan juga non subsidi. Mungkin nanti kita beli by the service, karena di Balikpapan dan seluruh nasional sudah by the service,” imbuhnya. 

BACA JUGA:Dibangun Periode Jaang, Rumah Adat Budaya Baru Ramai Lewat Event SCF 2024

Karena itu Dishub pun masih berhitung angka yang ideal untuk pembayaran tersebut. Seperti berapa pendapatan yang harus dikeluarkan sebuah keluarga untuk biaya transportasi. Baik itu untuk transportasi anak, orang tua yang bekerja, pembelian BBM, hingga pembayaran parkir. Ia memprediksi sekitar 25 sampai 30 persen belanja keluarga, habis untuk kebutuhan transportasi. Salah satu cara untuk menekan biaya tersebut adalah dengan adanya transportasi umum, sehingga pengeluaran bisa dikurangi. 

“Kesejahteraan masyarakat juga akan meningkat. Transportasi itu sebenarnya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” sebutnya.

Adapun program pengurangan emisi gas buang, lanjut Manalu, salah satunya dengan trayek transportasi angkutan umum. Artinya dengan peralihan angkutan pribadi ke angkutan umum dapat mengurangi emisi kendaraan.

“Kendaraan pribadi itu akan berkurang dengan adanya transportasi angkutan umum, maka atmosfer udara di Kota Samarinda menjadi lebih segar. Ini juga akan mengurangi antrian di SPBU, serta subsidi APBD bisa berkurang terkait dengan bahan bakar.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: