23 Orang Tewas dan 29 Masih Hilang akibat Longsor Tambang di Gorontalo
Proses pencarian korban longsor di area tambang emas rakyat di Gorontalo.-(Foto/Dok.Basarnas)-
BACA JUGA: Tambang Ilegal Menjadi Momok Bagi Warga Sumber Sari Kutai Kartanegara
Operasi SAR Dihentikan Sementara
Basarnas menghentikan sementara operasi SAR pada Rabu (10/7/2024) petang, akibat cuaca buruk.
"Keselamatan personel di lapangan menjadi pertimbangan pimpinan mengambil keputusan penghentian operasi SAR hari ke empat ini," kata Direktur Operasi Basarnas, Edy Prakoso dilansir dari Antara, Kamis (11/7/2024).
Beberapa petugas SAR gabungan yang berada di lokasi bencana ditarik mundur ke posko utama di Desa Tulabolo Timur karena terjadi longsor kecil di sekitar mahkota longsor yang dikhawatirkan dapat meluas menjadi longsor susulan yang lebih besar.
Menurut Edy, operasi SAR akan dilanjutkan jika kondisi cuaca benar-benar kondusif sesuai dengan rekomendasi prakiraan cuaca dari Stasiun Meteorologi Klas 1 Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Jalaluddin Gorontalo.
Foto udara longsor di areal tambang emas rakyat di Desa Tulabolo Timur, Suwawa Timur, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo.-(Foto/Dok.Basarnas)-
BACA JUGA: Jatam Kaltim: Ada Kendala Sistemik dalam Penegakan Hukum Tambang Ilegal
Sampai saat ini, jumlah korban yang berhasil ditemukan dan dievakuasi sebanyak 115 orang, dengan rincian 93 orang selamat dan 23 orang meninggal dunia. Sebanyak 29 orang korban lainnya masih dinyatakan hilang dan terus dalam pencarian.
Tim SAR gabungan terus berusaha menemukan korban yang masih hilang sambil memastikan keselamatan para petugas di lapangan.
Selain itu, Basarnas juga melakukan pergantian petugas yang sudah beberapa hari berada di lokasi bencana untuk beristirahat dan memulihkan kondisi fisik mereka.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: